"Hei, Val. Ada apa denganmu kawan?" Tanya Mike.
"Entahlah Mike, aku merasa sedikit pusing."
"Apa hanya itu darah yang kau dapat? Hah! Sedikit sekali. Di mana kau memperolehnya?"
"Iya, hanya ini yang kudapat. Aku menghisap darah seseorang di desa dekat pinggiran kota di sebelah barat sana. Ahh, aku benar-benar pusing Mike," keluh Val.
"Hei, Val. Kau baik-baik saja?"
Kemudian Val terjatuh dan tak sadarkan diri.
"Ayolah Val, jangan bercanda. Apa kau mau darah ini kuambil juga?"Â
Pikiran culas Mike kembali menguasai, terlebih ketika ia melihat Val tak sadarkan diri.
"Baiklah, akan kuambil ini. Hahahaha," tertawanya, dengan bangga.Â
Mike meninggalkan Val yang tak sadarkan diri di tengah perjalanan menuju ember markas mereka. Tanpa rasa bersalah ia melanjutkan perjalananya sendirian sembari memikirkan suatu hal yang menurutnya luar biasa. Bagaimana jadinya jika tiga kantong darah segar yang berbeda digabung menjadi satu.
Mungkin rasanya akan menjadi darah paling segar yang pernah ada, pikirnya. Tanpa berpikir panjang, ia mengeluarkan tiga kantong darah yang didapatnya, termasuk milik Val yang tadi ia ambil. Ia pun mencapur ketiganya dalam sebuah kantong baru.Â