Pada suatu malam di musim hujan, empat ekor nyamuk sedang berkumpul di dalam ember bekas. Mereka  bernama Jo, Jack, Val, dan Mike. Jo merupakan nyamuk yang rajin berburu darah, Jack adalah saudaranya Jo. Jack juga rajin mencari darah, namun terkadang hasil yang ia bawa pulang tak sebanyak saudaranya, karena ia sedikit teledor. Sementara Val dan Mike merupakan nyamuk pemalas yang terbiasa memanfaatkan Jo dan Jack untuk kebaikan mereka sendiri.Â
Val dan Mike tidak pernah berburu darah dengan jerih mereka sendiri, mereka selalu meminta Jo atau Jack untuk mencarikan  tempat yang banyak manusia agar mereka bisa berburu.
Terlebih Mike, ia selalu menghabiskan darah untuk ia konsumsi sendiri ketimbang mengumpulkan darah tersebut kepada atasannya, hingga hasil yang didapat oleh Val harus dibagi dua dengannya. Kebalikan Val yang kurus, Mike adalah adalah nyamuk bertubuh tambun dan besar, baik Jo, Jack maupun Val tak ada yang berani untuk menolak permintaannya.
"Dengar anak-anak, aku akan memberikan kalian sebuah misi yang menarik," tiba-tiba terbang dari permukaan ember seekor nyamuk yang merupakan atasan mereka.
"Oh, hai bos!"
"Aku akan selalu siap dengan setiap misi yang kau beri bos," kata Mike, sambil menjilati darah yang ia oleskan di kakinya.
"Kira-kira tugas seperti apa yang akan bos berikan kali ini," tanya Jack.
"Benar, dan jika misi  ini benar-benar menarik, itu berarti imbalan yang akan bos berikan kali ini lebih banyak dari biasanya dong?" sahut Jo
"Hahahaha, kalian tak usah merisaukan imbalan yang akan aku beri kali ini. Imbalan  yang akan kutawarkan kali ini akan menjadi imbalan terbaik dari pada imbalan-imbalan yang pernah kalian dapatkan," ucap nyamuk bermata satu dengan lima kaki itu.
"Memang imbalannya apa bos," tanya Mike dengan semangat
"Hhmm. Aku tak akan menamakan tugas kalian kali ini sebagai misi, aku lebih suka untuk menyebutnya sayembara. Dan imbalan yang akan kalian dapatkan adalah anak gadisku, Jasmine"
"Uwoooohh," ucap mereka berempat serentak.
"Tugas kalian sederhana. Kalian hanya perlu mencarikan darah terbaik, dan yang paling segar untuk anakku. Bagi kalian yang darahnya ia nilai sebagai darah tersegar dan terenak akan kunikahkan dengannya, dan akan kujadikan sebagai pewaris seluruh kekayaan berupa darah dalam tempat penyimpananku. Kalian mengerti!?" Tegas sang bos nyamuk itu.
"Woooww, baik bos! Kami mengerti!"
"Kalau begitu, pergi dan carilah sekarang!"
Mereka berempat pun pergi dan terjadilah perbincangan baru.
"Hei, hei, Jo, Jack. Kalian akan pergi mencari ke mana? Bisa aku dan Val ikut?" pinta Mike
"Iya, itu ide yang bagus Mike, seperti biasa," sahut Val sembari menaik-turunkan alisnya.
"Eee.. Ee.. Maaf, tapi sepertinya aku dan Jack tidak bisa berburu malam ini, iya kan Jack?"
"Eghh? Tapi ken... Awww, kenapa kau menginjak kakiku, kak?" balas Jack yang kesakitan karena kakinya diinjak oleh Jo.
"Diam! Kau mau mereka mengikuti kita seperti biasa? Kita bersusah payah mencari mangsa, tapi malah mereka yang dapat enaknya," ucap Jo, sembari berbisik.
"Iya, iya.. Kami tak bisa berburu malam ini, aku sedang sakit dan Jo harus menemaniku tidur malam ini, Mike. Maaf ya."
"Oh, ya sudah. Kami akan mencari mangsa kami sendiri, iya kan Mike?" sahut Val.
"Hemmm, mereka kelihatannya sedang merencanakan sesuatu. Apa kau tidak menaruh curiga, Val?" bisik Mike.
"Entahlah. Aku pun tak peduli jika mereka tak mau membantu kita. Aku akan berjuang sendiri kali ini untuk mendapatkan Jasmine."
"Kami mau pulang dulu ya, Val, Mike."
"Ummh, ya. Pulanglah sana," jawab Mike.
Jo dan Jack pun pergi meninggalkan Val dan Mike. Setelah merasa jauh dari keduanya, Jo pun mengatakan pada Jack bahwa ia telah menemukan tempat di mana darah segar berada, dan berencana untuk pergi ke tempat itu hanya berdua saja. Mereka pun segera pergi menuju tempat yang dimaksud oleh Jo, namun tanpa mereka berdua sadari, Val dan Mike menguntit mereka berdua dan mendengar pembicaraan kedua nyamuk bersaudara tersebut.
"Sudah kubilang mereka sedang merencanakan sesuatu. Sekarang mereka pasti akan menuju tempat di mana darah segar berada. Apa kau benar-benar tidak mau ikut, Val?"
"Ya, kurasa aku akan mencari darah segar dengan instingku sendiri kali ini. Ini demi Jasmine yang kucintai."
"Baiklah, itu sudah menjadi keputusanmu. Pergilah sana, aku akan mengikuti mereka berdua. Kali ini aku pasti akan memenangkan hati Jasmine dan juga seluruh kekayaan bos," ucap Mike dengan yakinnya.
"Jika kau mencariku, aku ada di arah Barat, Mike. Aku akan berburu di sekitar sana."
"Baiklah."
Mike pun tanpa ragu mengikuti Jo dan Jack hingga ia menemukan mereka singgah di sebuah pemukiman di tepi sungai yang kotor. Mike melihat Jo dan Jack yang sedang berpencar untuk berburu darah.
"Baiklah, siapa yang akan kuikuti kali ini, ya. Mungkin aku harus mengikuti Jo lebih dahulu. Sebab dia merupakan pemburu darah jenius kesayangan bos," ucapnya sambil tersenyum licik.
Mike melanjutkan langkahnya dengan menguntit Jo tanpa sepengetahuannya. Beberapa menit kemudian Jo berhenti di sebuah gubuk dan kemudian memasukinya. Di dalam sana Mike melihat Jo sedang menghisap darah bayi yang baru berumur  beberapa bulan.
"Pilihan mangsa yang bagus, Jo."
Setelah Jo selesai menghisap darah bayi itu, ia pun pergi. Tak lama setelahnya, Mike datang dan ia juga menghisap darah bayi itu.
"Ahh, nikmat sekali."
Setelah  puas menghisap darah bayi itu, Mike mengumpulkan darahnya dalam sebuah kantong, kemudian pergi ke arah Jack yang sedang mencari mangsanya. Di sana ia melihat Jack sedang menghisap darah seorang balita. Setelah Jack selesai menghisap darahnya, ia pergi. Kini giliran Mike yang menghisap darah balita tersebut.
"Lumayan. Pilihan yang cukup bagus, Jack. Hahahaha," ia pun tertawa dengan licik.
Setelah berhasil mendapatkan darah balita itu, ia mengeluarkan kantong kedua, dan menaruh darahnya di dalam sana.
"Kali ini aku yang akan menang dan mendapatkan hati Jasmine," yakinnya.
Selepas ia berhasil mendapatkan darah-darah yang ia mau, Mike kembali dan di pertengahan jalan ia bertemu dengan Val yang nampak sempoyongan.
"Hei, Val. Ada apa denganmu kawan?" Tanya Mike.
"Entahlah Mike, aku merasa sedikit pusing."
"Apa hanya itu darah yang kau dapat? Hah! Sedikit sekali. Di mana kau memperolehnya?"
"Iya, hanya ini yang kudapat. Aku menghisap darah seseorang di desa dekat pinggiran kota di sebelah barat sana. Ahh, aku benar-benar pusing Mike," keluh Val.
"Hei, Val. Kau baik-baik saja?"
Kemudian Val terjatuh dan tak sadarkan diri.
"Ayolah Val, jangan bercanda. Apa kau mau darah ini kuambil juga?"Â
Pikiran culas Mike kembali menguasai, terlebih ketika ia melihat Val tak sadarkan diri.
"Baiklah, akan kuambil ini. Hahahaha," tertawanya, dengan bangga.Â
Mike meninggalkan Val yang tak sadarkan diri di tengah perjalanan menuju ember markas mereka. Tanpa rasa bersalah ia melanjutkan perjalananya sendirian sembari memikirkan suatu hal yang menurutnya luar biasa. Bagaimana jadinya jika tiga kantong darah segar yang berbeda digabung menjadi satu.
Mungkin rasanya akan menjadi darah paling segar yang pernah ada, pikirnya. Tanpa berpikir panjang, ia mengeluarkan tiga kantong darah yang didapatnya, termasuk milik Val yang tadi ia ambil. Ia pun mencapur ketiganya dalam sebuah kantong baru.Â
"Tadaaa.. Ini akan menjadi darah paling segar yang pernah kau rasakan, Jasmine. Aku akan memenangkan hatimu dan ayahmu."
Mike kembali melanjutkan perjalanan, hingga setibanya ia di dalam ember, ia melihat Jo dan Jack telah terlebih dahulu sampai. Jo dan Jack melihat ke arah Mike dengan takut.
"Oohh, kalian berdua. Bukankah kalian beilang bahwa kalian tidak bisa mencari darah malam ini? Rupanya kalian membohongiku agar aku tidak mengganggu kalian dalam mencari darah segar. Aku mengerti sekarang."
"Mm.. Maafkan kami Mike, karena kami tak mau jika kau terus memanfaatkan kerja keras kami," ujar Jo
"Tak apa, aku akan mengampuni kalian kali ini," terang Mike sembari tersenyum.
"Sungguh?"
"Ya, tentu saja."
Kemudian bos dari para nyamuk itu  datang membawa anaknya yang bernama Jasmine.
"Wah, rupanya kalian sudah berada di sini, apakah kalian sudah menemukan darah segarnya? Tapi ini masih terlalu dini. Waktunya masih panjang"
"Tak apa bos. Kami sudah menyelesaikan tugasnya, sekarang tinggal menunggu  penilaian dari Jasmine," ucap Mike dengan tenang.
"Baiklah. Ayo Jasmine, kemarilah, Nak," seru sang Bos.
Jasmine terbang ke  arah ketiga nyamuk itu.
"Tunggu, ada yang tahu di mana Val?"
"Setelah pulang dari sini, Val mengaku tak enak badan bos. Katanya dia akan istirahat di sarangnya saja," sahut Mike.
"Oh, baiklah. Dia akan menyesalinya karena melewatkan kesempatan sekali seumur hidup ini. Ayo lakukan Jasmine"
Jasmine mulai mencicipi darah segar dari paling kanan: milik Jack
"Bagaimana rasanya, Jasmine?"
"Lumayan, Ayah."
Ia melanjutkannya dengan mencicipi kantong darah yang ada di tengah: milik Jo
"Luar biasa ayah. Darah ini  benar-benar segar," ungkap Jasmine.
Jo pun tersenyum bahagia melihat Jasmine menyukai darah hasil buruannya.
Jasmine melanjutkan dengan mencicipi kantong darah terakhir, yaitu milik Mike.
"Silahkan cicipi, Tuan Puteriku."
Beberapa saat setelah Jasmine mencicipi darah itu, ia memuntahkannya kembali.
"Uwekk! Darah apa yang kau ambil ini!? Ayah, apakah anak buahmu ini mau membunuhku dengan darah yang rasanya menjijikkan ini?"
"Apa? Tidak mungkin. Cobalah kau rasakan dengan sungguh-sungguh. Darah ini harusnya menjadi darah paling segar yang pernah ada," elak Mike.
"Darah apa yang kau sajikan di hadapan puteriku, Mike!?"
"Ti.. Tidak bos, saya tak bermaksud begitu."
Sesaat kemudian Jasmine terjatuh dan tak sadarkan diri. Ayahnya panik dan segera mencari tahu apa penyebab anaknya tak sadarkan diri. Tak lama kemudian ia mendapati anaknya mati dan ia semakin marah.
Sehari kemudian, bos dari para nyamuk itu menemukan fakta bahwa darah yang dibawa oleh Mike adalah darah yang telah terkontaminasi dengan losion anti nyamuk. Darah itu pula yang telah membuat Val tewas. Di hari itu juga Mike dieksekusi, ia digantung di atas tanaman Rosemary.
-TAMAT-
Banjarbaru, 2019.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI