Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Langit yang Terkunci

17 Januari 2025   14:00 Diperbarui: 17 Januari 2025   14:00 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Meta AI 

Pak Tono berhenti di depan lukisan dirinya, tatapannya terpaku. Lama ia berdiri di sana, seolah tak peduli dengan kerumunan di sekitarnya. Suaranya akhirnya keluar, pelan dan nyaris berbisik, namun cukup untuk membuat semua orang mendengar. "Ratna... dia suka melukis juga."

Kata-kata itu menggantung di udara, menyelimuti ruangan dengan keheningan yang penuh makna. Beberapa orang menoleh ke arah Pak Tono, yang masih menatap lukisan itu dengan mata berkaca-kaca. Ibu Masna menundukkan kepala, wajahnya sulit ditebak. Tapi di sudut bibir Masna, sebuah senyum kecil terbit---bukan kemenangan, melainkan pengakuan bahwa akhirnya, mereka mendengar.

***

Sebulan kemudian, Masna membuka kelas melukis kecil di balai desa. Aswandi membantunya mengajar anak-anak. Ibunya, yang kini mulai membatik lagi, kadang datang untuk membagi cerita tentang motif-motif tradisional.

"Masna ," panggil ibunya suatu sore. "Lihat apa yang Ibu temukan." Ia mengeluarkan kotak kayu berisi peralatan membatik lama dan beberapa kuas cat.

Masna memeluk ibunya, merasakan aroma singkong dan matahari yang selalu melekat di baju mereka. Di luar, langit senja membentang luas, tidak lagi terkunci. Seperti kanvas yang menunggu untuk dilukis, dengan warna-warna warisan dan mimpi yang baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun