***
Setahun berlalu sejak Rukmini pertama kali menjajal dunia digital. Kini, ia dikenal sebagai "Ratu Pasar Online" oleh sesama pedagang di desa. Lapaknya di pasar tetap buka, tapi sebagian besar transaksi kini dilakukan melalui ponsel. Ia bahkan mulai bermitra langsung dengan petani untuk memastikan pasokan segar dan harga bersaing.
Tono yang semula sinis, kini diam-diam bangga melihat usaha istrinya berkembang. Ayu, yang dulu hanya menjadi mentor teknologi, kini ikut membantu Rukmini mengelola pesanan besar-besaran.
"Bu, ada pelanggan baru mau pesan 200 kilo tomat untuk katering. Mereka bilang suka sama pelayanan kita," Ayu memberi tahu ibunya suatu pagi.
Rukmini tersenyum lebar. Di balik wajahnya yang letih, ada kebahagiaan yang sulit dilukiskan.
"Kalau aku nggak mulai waktu itu, mungkin aku sudah menyerah," gumamnya sambil memandang layar ponsel. Ia menatap angka-angka penjualan yang terus meningkat, membuktikan bahwa perjuangannya tidak sia-sia.
Pasar memang berubah, tapi semangat Rukmini tetap sama --- pantang menyerah, beradaptasi, dan terus belajar. Di dunia digital yang serba cepat, ia membuktikan bahwa pengalaman bertahun-tahun di pasar tradisional tetap menjadi modal berharga.
Rukmini tersenyum puas. Kini, ia tidak hanya menjadi pahlawan bagi keluarganya, tapi juga inspirasi bagi pedagang kecil lain yang ingin maju tanpa melupakan akar tradisi mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H