Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ratu Pasar Online

12 Januari 2025   00:01 Diperbarui: 12 Januari 2025   07:01 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Meta AI 

"Pak, Bu, mohon maaf pesanan terlambat," Rukmini mengetik dengan hati-hati ke pelanggan yang komplain. "Saya masih belajar sistem baru. Sebagai permintaan maaf, saya tambahkan seikat kemangi gratis."

Seminggu kemudian, Rukmini sudah bisa membedakan mana foto yang bagus untuk diunggah. Tangannya mulai terbiasa dengan layar sentuh. Ia bahkan menemukan cara unik menata sayuran agar terlihat lebih menarik di foto.

"Bu, coba lihat reviewnya," Ayu menunjukkan layar ponsel suatu pagi.

"Mbok Ruk memang butuh waktu lebih lama mengantarnya, tapi responsenya jujur dan tulus. Dapat bonus kemangi lagi! Recommended seller!"

Rukmini tersenyum. Mungkin ia tidak secepat pedagang online lain. Mungkin ia masih sering salah pencet. Tapi setidaknya, ia tetap bisa memberikan apa yang selama ini menjadi kekuatannya: ketulusan melayani pelanggan.

"Yu," panggilnya pada Ayu yang masih sibuk merapikan spreadsheet pesanan. "Besok ajarin Ibu bikin grup WhatsApp ya? Kayaknya lebih enak kalau bisa broadcast promo sekaligus."

Ayu terperangah. Seminggu lalu, ibunya bahkan tidak tahu cara menyimpan nomor kontak.

***

Hari itu, Rukmini mendapat pesanan besar dari pelanggan di kota sebelah. Ia mengemasi lima puluh kilogram bayam, kangkung, dan tomat dengan rapi dalam kardus. Pengemudi ekspedisi yang datang menjemput memuji pengemasannya yang rapi dan profesional.

"Wah, Ibu pasti sudah lama jualan online, ya?" ujar si pengemudi sambil tersenyum.

Rukmini hanya tertawa kecil, menyembunyikan rasa bangga yang mengembang di dadanya. Ia ingat betapa berat perjalanan ini. Namun, di setiap kesulitan, ia menemukan kekuatan baru dalam dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun