"Aa tidak menyesal ninggalin Kawah Putih?" tanya Rani suatu sore, saat mereka duduk di teras rumah baru mereka yang asri.
Otoy tersenyum, memandang ke arah Kawah Putih yang tampak dari kejauhan. "Kawah Putih mengajarkan Aa banyak hal, Neng. Di sana Aa belajar tentang perjuangan, di sana juga Aa ketemu Eneng. Tapi kadang kita harus mengambil keputusan sulit untuk masa depan yang lebih baik."
Di dinding studio, terpajang foto-foto Kawah Putih karya Otoy, termasuk foto pertama Rani yang dia ambil dulu. Setiap foto menyimpan cerita perjuangan, pengorbanan, dan cinta yang mendalam. Bagi Otoy, setiap jepretan kamera bukan sekadar mengabadikan momen, tapi juga menyimpan serpihan kisah hidupnya yang penuh makna.
Kini, Otoy bukan lagi sekadar tukang foto Kawah Putih. Dia adalah bukti bahwa passion, keteguhan hati, dan dukungan orang tercinta bisa mengubah mimpi menjadi kenyataan, bahkan di tengah badai kehidupan yang paling gelap sekalipun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H