Mohon tunggu...
syahmardi yacob
syahmardi yacob Mohon Tunggu... Dosen - Guru Besar Manajemen Pemasaran Universitas Jambi

Prof. Dr. Syahmardi Yacob, Guru Besar Manajemen Pemasaran di Universitas Jambi, memiliki passion yang mendalam dalam dunia akademik dan penelitian, khususnya di bidang strategi pemasaran, pemasaran pariwisata, pemasaran ritel, politik pemasaran, serta pemasaran di sektor pendidikan tinggi. Selain itu, beliau juga seorang penulis aktif yang tertarik menyajikan wawasan pemasaran strategis melalui tulisan beberapa media online di grup jawa pos Kepribadian beliau yang penuh semangat dan dedikasi tercermin dalam hobinya yang beragam, seperti menulis, membaca, dan bermain tenis. Menulis menjadi sarana untuk menyampaikan ide-ide segar dan relevan di dunia pemasaran, baik dari perspektif teoritis maupun aplikatif. Gaya beliau yang fokus, informatif, dan tajam dalam menganalisis isu-isu pemasaran menjadikan tulisannya memiliki nilai tambah yang kuat, khususnya dalam memberikan pencerahan dan solusi praktis di ranah pemasaran Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Virtual Tourism Marketing: Masihkah Diperlukan?

30 Oktober 2024   11:22 Diperbarui: 5 November 2024   07:24 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Studi oleh Statista (2022) menunjukkan bahwa hampir 45% wisatawan yang menikmati tur virtual cenderung menempatkan destinasi tersebut dalam daftar tujuan perjalanan mereka di masa mendatang, menunjukkan potensi jangka panjang wisata virtual dalam membangkitkan minat kunjungan fisik.

Keuntungan dan Tantangan Pemasaran Wisata Virtual

Keuntungan

Pemasaran pariwisata virtual memiliki beberapa keunggulan utama, seperti aksesibilitas yang lebih luas dan peningkatan keterjangkauan. Sebuah studi oleh UNWTO (2020) menunjukkan bahwa virtual tourism marketing membantu mengatasi hambatan geografis, meningkatkan eksposur bagi destinasi yang kurang dikenal atau sulit diakses, yang berpotensi menarik wisatawan baru setelah kondisi normal kembali.

Destinasi-destinasi yang sebelumnya kurang diminati karena jarak, kondisi medan, atau biaya transportasi yang tinggi dapat diakses secara mudah oleh siapa saja melalui perangkat digital. Dengan demikian, pariwisata virtual membuka peluang bagi destinasi yang sebelumnya kurang populer untuk dikenal secara luas, sekaligus memperkaya pilihan destinasi bagi wisatawan.

Virtual tourism juga berkontribusi pada pariwisata berkelanjutan dengan mengurangi kebutuhan perjalanan fisik, sehingga menurunkan jejak karbon wisatawan.

Sebagai alternatif bagi perjalanan fisik, wisata virtual memungkinkan wisatawan merasakan pengalaman tanpa harus melakukan perjalanan jarak jauh yang mengonsumsi energi dan sumber daya.

Menurut laporan dari World Travel & Tourism Council (WTTC, 2021), penggunaan pariwisata virtual dapat mengurangi dampak lingkungan hingga 30% pada destinasi yang rentan terhadap overtourism, seperti pulau-pulau kecil atau kawasan bersejarah yang rentan terhadap kerusakan fisik.

Selain itu, pariwisata virtual memberikan manfaat edukatif yang besar. Wisatawan dapat menjelajahi situs bersejarah, museum, dan taman nasional tanpa mengganggu ekosistem lokal atau merusak lingkungan.

Sebuah laporan oleh National Geographic (2022) menunjukkan bahwa pariwisata virtual telah membantu melindungi situs warisan dunia yang sensitif sambil meningkatkan pemahaman publik tentang konservasi.

Wisata virtual memungkinkan pengunjung untuk memahami konteks sejarah, budaya, dan nilai lingkungan dari suatu lokasi tanpa perlu merusak atau mengganggu elemen-elemen alam yang rapuh. Di beberapa situs arkeologi, seperti di Peru dan Mesir, tur virtual juga membantu mengurangi jumlah pengunjung fisik, yang menjaga kelestarian situs dan memperpanjang umur situs warisan dunia tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun