Beberapa hari setelah percakapan dengan Anita, Salim menerima email balasan dari beberapa anggota komunitas literasi yang telah membaca naskahnya. Komentar dan saran membanjiri kotak masuknya, beberapa penuh pujian, sementara yang lain memberikan kritik membangun yang sangat dibutuhkan.
Dengan semangat baru, Salim memulai revisi cerita-ceritanya. Malam demi malam, dia menulis dengan tekad yang belum pernah terasa sebelumnya. Semakin dia menulis, semakin dia memahami kekurangan dan kekuatan dalam gaya berceritanya.
Suatu sore, sebuah email tiba dari Anita yang membangkitkan semangatnya lebih lagi.
"Hei, Lim! Ada kabar gembira nih. Saya tunjukkan naskahmu pada teman yang produser film, dan dia tertarik dengan salah satu ceritamu. Bisa kita obrolkan lebih lanjut?"
Salim membaca email tersebut berkali-kali, tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Segera, dia menghubungi Anita melalui telepon.
"Benarkah ini, Nita? Sungguh, saya hampir tidak percaya," kata Salim, suaranya gemetar karena campuran gugup dan gembira.
"Serius, Lim! Dia suka banget dengan ceritamu yang 'Pagi Terakhir di Jalan Kenanga'. Katanya, ada kehangatan dan kedalaman emosional yang bisa dikembangkan menjadi film indie yang bagus," jelas Anita.
"Ini seperti mimpi, Nita. Terima kasih banyak. Tanpa dukunganmu, saya tidak tahu apakah ini akan terjadi," ucap Salim, rasa terima kasih mendalam terasa dalam setiap katanya.
"Hey, kita kan teman. Sudah seharusnya kita dukung satu sama lain. Sekarang, siapkan dirimu. Besok kita akan bertemu dengan produser itu. Siapkan penjelasan tentang ceritamu, ya. Ini kesempatan besar, Lim!" kata Anita semangat.
Malam itu, Salim tidak banyak tidur. Dia membuka lagi naskah yang akan dibahas, mencatat poin-poin penting, dan mempersiapkan diri untuk presentasi pertamanya di dunia film. Dia merasa seperti membuka lembaran baru dalam hidupnya, sebuah bab yang selama ini hanya bisa dia bayangkan.
Keesokan harinya, bertemu dengan produser tersebut, Salim menyampaikan visi ceritanya dengan penuh semangat. Produser itu terkesan, dan mereka segera memulai diskusi tentang langkah-langkah selanjutnya untuk mengadaptasi cerita tersebut ke layar lebar.