Atau mereka justru ngotot demi memperjuangkan hak eksklusif mereka sebagai satu-satunya penghuni syurga?
Ah, yang terakhir ini lebih tak menarik lagi. Saya paling muak pada penggunaan embel-embel eksklusifitas. Digunakan atas nama kelompok apapun. Entah itu kelompok agama atau kaum kapital bermodal yang selalu ingin terlihat berkelas dan unggul sendiri.
Kita hidup di bawah sinar matahari yang sama. Kenapa selalu (dan perlu) ada kelompok yang ingin mendapatkan sinar yang lebih dari yang lain?
NB: Terima kasih untuk orang-orang yang telah sudi berbagi kisah (dan kasih) pada saya. Juga yang telah merespon tulisan-tulisan saya baik dengan nada mengancam atau memuji-muji. Saya senang anda telah meluangkan waktu untuk membaca dan mengamati. Semoga bisa membukakan mata, pikiran, dan hati :)