Mohon tunggu...
syafa'atun aisya
syafa'atun aisya Mohon Tunggu... -

wanderer wanabe

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Underground

11 November 2012   12:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:37 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

”Masih. Meski sekarang ruang geraknya makin terbatas. Tapi mereka banyak dan macam-macam. Namanya juga kelompok underground. Tertutup dan ketat. Sekali kamu masuk, susah untuk keluar. Harta dan nyawa total untuk kelompok ini.” Ia menjelaskan.

“Trus dapat dananya dari mana tu?” Saya benar-benar penasaran.

“Macam-macam,” suaranya tampak agak ragu menjelaskan lebih jauh.

“Ada kayak iuran dari anggota gitu?” Saya memancingnya.

“Ada yang disebut infaq. Yang wajib 2,5%. Kayak zakat gitu. Tapi ada juga yang rela kasih lebih. Hartanya total untuk kelompok.”

”Sampe segitunya ya..” Saya takjub dengan jawabannya terakhir.

“Eh aku kok jadi cerita ke kamu ya? Padahal gak boleh ya.” Tiba-tiba ia tampak menyadari kesilapannya. Mungkin juga disebabkan oleh pertanyaan-pertanyaan yang terus saya ajukan.

”Eh jangan ditulis tentang ini ya.” Tampaknya ia mulai cemas.

“Ya buat sharing gak papa kan? Buat pembelajaran. Lagian aku gak akan detil ungkap narasumber tulisan-tulisanku...” Saya mencoba menenangkannya.

***

Underground. Kata ini mengingatkan saya pada sebuah film gila yang pernah dibuat Emir Kusturica. Sebuah film lawas yang berkisah tentang gerakan bawah tanah yang dilakukan sekelompok orang ditengah kejatuhan Yugoslavia dan faham komunisme dari serbuan tentara Nazi Jerman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun