Revisionisme yang terkenal itu didasarkan pada pernyataan Agustinus bahwa etika teologis bertugas untuk merevisi atau mengoreksi dan memperbaiki etika filsafat.
Pembahasan kedua dikenal dengan istilah sintetik. Jawaban di Zaman Sintesis berasal dari pernyataan Thomas Aquinas (1225-1274). Dia menyatakan bahwa etika teologis dan filosofis adalah hasil sintesis dari suatu entitas yang ingin mempertahankan identitasnya sendiri.
Jawaban berikutnya tentang etika datang dari F.E.D. Oleh Schleiermacher (1768-1834). Dia menyebut fenomena paralel etika teologis dan filosofis. Keduanya diumpamakan sebagai sepasang rel kereta api, saling memberi kekuatan untuk memperlancar kehidupan manusia dengan mencari kenyamanan hidup bersama.
Â
Keselarasan dalam etika Jawa
Â
Etika Jawa menekankan keselarasan dalam segala aspek kehidupan, salah satunya dengan alam. Orang Jawa yang ideal adalah mereka yang mengerjakan kewajiban terlebih dahulu dan tidak menuntut hak. Kerukunan di Jawa lebih mengutamakan keharmonisan sosial daripada keharmonisan pribadi, artinya semakin besar komunitas, semakin kecil kepentingan kelompok-kelompok kecil di dalamnya.
Â
Â
Kekuasaan dalam etika Jawa
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!