"Okedeh, pasti banyak kan yang mau diceritakan ke aku, heheh, yuk."
Kemudian Kimya menggandeng tangan Rum dan meninggalkan tempat parkir itu. Di sisi lain, Rum masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya dan bertekad akan segera menanyakannya kepada Kimya, tentu dengan hati-hati agar tak melukai perasaan sahabatnya itu.
--
"Rum, kalau sudah lulus nanti kamu mau melanjutkan kemana?" tanya Kimya tiba-tiba sembari berusaha menjejeri langkahnya.
"Kamu apaan sih, orang kita baru tahun pertama juga," jawab Rum sembari berpura-pura memicingkan matanya ,"Belajar dulu tuh yang bener," sambungnya.
"Yeileh, kan kita harus mempersiapkan semuanya dari awal dong, daripada nanti pas mepet baru dipikirkan, inget kata-kata pak Hadi tadi."
"Iya,iya. Emang kamu mau kemana?"
"Ehmm, aku berharap, kelak aku bisa menjadi dokter agar bisa menyelamatkan banyak orang," kata Kimya sembari menatap jauh ke depan, seakan ia dapat melihat mimpinya menjadi kenyataan, tapi tiba-tiba, "Eh!!"
Rum menarik tangan Kimya yang tidak menyadari ada sepeda motor yang melaju kencang ke arah mereka berdua.
"Selamatkan diri kamu dulu tuh,"
"Heheh, makasih, Rum. Aku terlalu bersemangat tadi sampai tidak memperhatikan jalan, hahahah."