"Apa yang kamu katakan kepadanya?"
"Saya katakan bahwa kami harus segera mengakhiri hubungan yang keliru dan tidak memiliki pengharapan masa depan ini..."
"Dia setuju?"
"Dia minta tempo waktu, tapi bukan saat ini..."
"Jika saat ini kau yang memutuskan?..."
"Dia mengancam akan menyakitiku, bahkan akan membunuhku..."
Danang kemudian menyorongkan sebuah surat dengan tulisan tangan, persis seperti yang pernah diperlihatkan oleh Pak Kusmin beberapa waktu yang lalu. Â
Saat itu aku mencoba lebih mencermati isinya.  Surat itu berisi  peringatan supaya Danang segera meninggalkan Susi.Â
Jika hubungan antara Danang dan Susi berlanjut, maka akan ada akibat buruk terhadap Danang dan keluarganya. Â Bahkan dalam surat itu, memang ada ancaman pembunuhan.
Beberapa hari ini terpaksa Danang tidak pulang ke rumah orang tuanya. Â Bahkan siang hari, seijin pimpinan kantor pertanian, tempat dia bekerja, dia tidak masuk sementara waktu.Â
Segala pekerjaan, dia selesaikan malam harinya. Â Hal itu dilakukan, gara-gara hari-hari belakangan ini, ada-ada saja laki-laki dengan berpura-pura menjadi pengamen yang menanyakan keberadaan Danang di kantornya.Â