Pada setiap kamar Eny menyediakan baby oil dan minyak kayu putih atau minyak telon.
Baby oil dioleskan pada bagian-bagian tubuh yang cenderung kering. Iklim lembah Tsinga yang dingin membuat kulit cenderung kering.
Sementara itu minyak kayu putih atau minyak telon anak-anak pakai untuk menghangatkan perut selepas mandi.
“Kalau mereka mengeluh pusing, saya minta mereka mengoleskan minyak itu di tengkuk atau dahi. Mereka juga bisa hirup dengan hidung aroma minyak itu untuk mengurangi rasa pusing,” papar Eny.
Eny mendorong anak-anak menggunakan dua minyak tersebut mengingat ada kecenderungan mereka minta obat ketika mengeluh pusing.
Menjenguk orang tua keluarga Amungme
Akan hal penyakit kulit, Eny harus bekerja lebih keras. Selepas liburan ada saja anak yang “membawa pulang” penyakit kulit. Semacam scabies. Penyakit tersebut lantas menjalar ke teman-teman lain.
Eny harus membantu mengobati mereka. Biasanya beberapa bulan lantas sembuh atau menghilang.
Eny memahami, permasalahan perilaku hidup bersih dan sehat harus pula dilakukan di keluarga anak-anak. Pada sisi lain ia berharap anak-anak membawa pulang kebiasaan hidup bersih sehat itu ke rumah. Ada yang berhasil. Akan tetapi ada juga yang belum berhasil.
Eny lantas memutuskan untuk sekali waktu ikut ke rumah saat anak-anak berlibur. Selain dapat berkenalan dengan keluarga, Eny akan menjenguk kamar mandi. Ia ingin memastikan memastikan apakah sabun mandi, sikat gigi, pasta gigi ada di situ atau tidak.
“Permasalahannya memang barang-barang tersebut tidak mudah didapatkan. Sabun dan pasta gigi yang banyak ada di kota Timika,” kata Eny.