Mohon tunggu...
Sutriyono Robert
Sutriyono Robert Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis lepas, menyukai seni budaya lokal.

Menikmati senja, alam, bebunyian.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merindukan Anak-Anak Amungme

15 Oktober 2020   12:06 Diperbarui: 15 Oktober 2020   22:09 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mikarni Eny bersama anak-anak Amungme (dok pribadi)

Ryan akan angkat kayu bakar untuk ibunya. Kadang ia juga memasak membantu ibunya.

Pembina kesehatan
Semangat yang terpancar dari anak-anak Suku Amungme yang berjiwa putih bersih itu benar-benar membuat Eny jatuh cinta.
Eny masuk lembah Tsinga di pedalaman Kabupaten Mimika pada tahun 2016. Ketika itu ia datang sebagai tenaga pembina kesehatan melalui Yayasan Generasi Amungme Bangkit (GAB).

Eny mengajarkan bagaimana hidup bersih dan sehat. Dalam perkembangan selanjutnya, tahun 2017 ia juga mengambil kesempatan menjadi pembina kamar. Mendampingi secara lebih intensif 11 anak di asrama, kamar dua.

Bersama anak-anak itu, Eny bukan hanya mengajar, tetapi juga belajar banyak hal.

Menjadi mama bagi anak Amungme
Suatu kali Eny mendapati kelas asuhannya ribut. Mereka semestinya tidur siang. Akan tetapi, sementara anak-anak di ruang lain sudah tenang, anak-anak asuhannya ramai. Ia mendatangi mereka dan meminta mereka berdiri.

Selepas memberitahu kesalahan mereka, hukuman dijatuhkan. Eny memukul tangan mereka satu per satu dengan besi batangan.


“Kalau ibu guru pukul kalian, bukan tangan kalian saja yang sakit, tapi ibu guru punya hati juga sakit,” kata Eny di depan anak-anak Amungme tersebut.

Itu adalah ungkapan spontan. Ia sempat heran, bagaimana ungkapan itu bisa tiba-tiba terkatakan.
Hukuman yang ia jatuhkan ternyata membuat dirinya tidak bisa tidur. Ada rasa bersalah yang mengganggu. Akhirnya Eny memutuskan bahwa besoknya harus meminta maaf pada anak-anak belia tersebut. Dan itulah yang kemudian dia lakukan.

“Katakan pada ibu, kalian anggap seperti siapa ibu guru ini?” tanya Eny pagi itu kepada anak-anak.

“Seperti saya punya mama,” kata sejumlah anak.

“Kalau demikian, peluklah ibu,” ucap Eny.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun