Mohon tunggu...
Sutomo Paguci
Sutomo Paguci Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat

Advokat, berdomisili di Kota Padang, Sumatera Barat | Hobi mendaki gunung | Wajib izin untuk setiap copy atau penayangan ulang artikel saya di blog atau web portal | Video dokumentasi petualangan saya di sini https://www.youtube.com/@sutomopaguci

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Mendaki Gunung Marapi via Aia Angek, Jalur Tercepat dan Eksotis

28 Juni 2021   12:50 Diperbarui: 2 Juli 2021   12:21 2667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sinar matahari mulai bersinar kencang di atas posko (Dokpri)

Di sini saya mengambil persediaan air sekitar 750 ml. Cukup untuk minum hingga ke taman edelweiss, tujuan terakhir tempat saya kemping kali ini.

Mengambil stok air di curug (Dokpri)
Mengambil stok air di curug (Dokpri)
Minum kopi di tepi sungai (Dokpri)
Minum kopi di tepi sungai (Dokpri)
Sehabis kopi saya melanjutkan perjalanan.Trekking sebenarnya dimulai setelah sungai ini. Jalur mulai lebih menanjak. Melewati hutan hujan lembah Aia Angek yang lembab.   

Dan benar saja. Baru beberapa langkah memasuki rimba, pacet mulai banyak merayap di kaki. Gaiter dan lotion anti nyamuk benar-benar berguna.

Jalur rimba nampak bersih dari batang melintang. Hanya saja daun-daun mati yang menutup jalur menjadi "jembatan" bagi pacet.

Pacet merayap di gaiter (Dokpri)
Pacet merayap di gaiter (Dokpri)
Punggungan tempat jalur Aia Angek bersebelahan dengan jalur Kotobaru/Batupalano hanya dipisahkan lembah. Karena itu suara pendaki dari jalur Kotobaru/Batupalano terdengar jelas dari sini.

Hutannya bagus dan asri sekali. Pohon pinus masih banyak ditemui di sekitar jalur hingga ketinggian sekitar 1700 mdpl. Setelah ketinggian 1800 mdpl hutan pinus mulai menghilang bersamaan pacet juga berkurang.

Ada satu pohon tumbang berukuran cukup besar menutupi jalur, sebelum pertemuan dengan jalur Batupalano. Untunglah bisa dilewati dengan memanjat rebahan dahan dan batang pohon tumbang tersebut.

Manjat rebahan pohon tumbang (Dokpri)
Manjat rebahan pohon tumbang (Dokpri)
Membuka jalur tertutup semak (Dokpri)
Membuka jalur tertutup semak (Dokpri)
Tak berapa lama setelahnya, atau persis mendekati pertemuan dengan jalur Batupalano, kembali jalur tertutup. Kali ini oleh semak-semak. Dengan golok jalur dapat kubersihkan.

Sekitar dua jam berjalan normal dari sungai tadi saya sudah sampai di persimpangan pertemuan jalur Batupalano. Istirahat sebentar di sini.

Tiba puncak Abel

Perjalanan dilanjutkan, jalur nampak sepi. Jarang sekali berpapasan dengan pendaki lain baik pendaki mau turun atau naik. Hari Jumat begini memang biasanya sepi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun