"Ayah mengenal dengan baik perempuan itu ya?"
      "Iya sayang. Ayah sangat mengenal baik perempuan itu. Ayah bertemu dan mengenal perempuan pengagum senja itu 24 tahun lalu, ketika kuliah Ayah di kota ini memasuki tahun ketiga. Ya, Ayah bertemu perempuan pengagum senja itu di kampus."
      "Oh iya Yah?", kedua mata Senja menatapku tak percaya
      "Bagaimana dengan kehidupan kuliahnya? Apa kehidupan kuliahnya juga sangat bewarna seperti cerita-cerita Ayah saat dulu menjadi mahasiswa? Apa perempuan itu juga punya banyak kesibukan seperti yang Ayah punya saat menjadi warga kampus?", tanya Senja kali ini dengan nada sangat penasaran.
      Aku tersenyum mendengar berondongan pertanyaan dari Senja. Aku menatap kedua matanya dengan lembut. Ah, sungguh putriku ini adalah pengingat yang baik. Aku bahagia karena Senja mampu mengingat dengan baik setiap cerita yang pernah ku sampaikan. Semoga, bukan hanya jalan cerita yang Senja ingat, melainkan juga pemahaman-pemahaman baik atas setiap cerita itu.
      "Senja benar, kehidupan kuliah perempuan pengagum langit senja itu sangat bewarna. Ya, perempuan itu adalah mahasiswa aktif yang kegiatannya di luar kuliah sangat banyak. Boleh jadi ia lebih sibuk daripada Ayah. Kalau saja bisa ditakar, sangat mungkin pengalaman-pengalaman yang perempuan itu peroleh sebagai mahasiswa jauh lebih banyak dari yang Ayah dapatkan."
      Sama seperti Ayah, perempuan itu juga aktif di salah satu organisasi di kampusnya. Semangatnya dalam menjalankan organisasi itu selalu besar. Ya, perempuan itu sangat mencintai organisasi yang dulu juga pernah membesarkan nama Ayah itu. Karenanya wajar bila kemudian perempuan itu pun mendapatkan amanah untuk memimpin organisasi itu. Sungguh, di awal ia memimpin, kalimat-kalimat meremehkan berhamburan menghujam serupa hujan di bulan januari. Sangat deras. Ya, orang-orang dengan amat tega menganggapnya tak layak berdiri menahkodai kapal organisasi itu. Mereka menganggap pemimpin perempuan tak akan sanggup menghadapi badai gelombang di organisasi itu. Namun, lagi-lagi ia melangkah tegap sekalipun di tengah serbuan kata-kata meremehkan tersebut. Ia tetap fokus bekerja demi mereka yang telah mendukung dan mempercayainya.
      "Bagaimana dengan organisasi yang dipimpinnya Yah?"
      Organisasi yang dipimpinnya banyak mengalami gebrakan dan terobosan segar. Satu per satu stafnya memperoleh penghargaan terbaik. Senja, organisasi yang dipimpin perempuan itu mampu menjadi organisasi terbaik di lingkupnya. Ya, perempuan itu berhasil membuktikan kepada mereka yang meremehkannya. Perempuan itu sanggup mematahkan semua anggapan-anggapan miring yang ditunjukkan kepadanya. Sangat mengagumkan.
      "Senja, perempuan itu sering berkata kepada Ayah bahwa motivasinya dalam berbuat selalu sederhana. Ya, perempuan itu hanya ingin membuat bangga orang-orang yang dicintainya. Katanya, kalau tak mampu membuat bangga maka cukuplah untuk tidak membuat kecewa."
      "Nak, berjuanglah untuk orang-orang yang kamu cintai dan mencintaimu. Itu lebih akan membuatmu ikhlas dan enjoy berjuang daripada kau harus turuti nafsumu dengan berjuang untuk membuktikan kepada mereka yang meremehkanmu."