Dua tokoh Jepara ini memiliki sumber nilai yang sangat bisa dibuat bahan belajar. Meskipun mereka terdapat dalam dimensi waktu yang berbeda, tapi yang diperjuangkan adalah bagaimana mendapatkan sesuatu dengan benar. Artinya seorang perempuan jangan hanya bisa berdiam diri pada kualitas diri yang stagnan, melainkan harus berkelanjutan.
Tidak ada salahnya perempuan mengambil peran di segala bidang, karena memang ada yang bisa dikerjakan laki-laki, ada juga yang hanya bisa dikerjakan perempuan. Jadi hidup itu dinikmati dan saling melengkapi. Perempuan harus berjuang untuk apa yang ia mau.
Sudah ada dua tokoh yang dilustrasikan di atas. Sebenarnya masih ada beberapa tokoh perempuan lain. Bahkan sebelum Ratu Kalinyamat pun ada pemimpin perempuan pada masa kerajaan Majapahit, ia dikenal dengan nama Tribuana Tungga Dewi Jaya Wisnu Wardani. Kemungkinan masih ada banyak lagi selain tokoh-tokoh tersebut.
Tapi tetap keadaanlah yang membuat manusia itu berjuang, andai kita dihidupkan pada masa lampau dengan gambaran seperti itu, apakah kita mampu menjadi sosok-sosok seperti mereka, penuh tauladan dan nilai perjuangan untuk kehidupan. Sebuah pertanyaan besar?
Lamongan,
23 Desember 2019
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI