Ia berjanji mau keluar dari tempat pertapaannya di Danaraja setelah Arya Penangsang mati terbunuh dan itu sudah dikomunikasikan dengan Jaka Tingkir, maka setelah Arya Penangsang mampu dikalahkan pasukan Jaka Tingkir, Ratu Kalinyamat bersedia keluar dan mengakhiri pertapaannya.
Nama asli Ratu Kalinyamat adalah Retna Kencana, Kalinyamat adalah nama gelar setelah ia dilantik menjadi penguasa Jepara. Penobatan ini ditandai dengan sengkalan tahun (candra sengkala) Trus Karya Tataning Bumi yang diperhitungkan sama dengan 10 April 1549. Jika mengambil sumber dari Portugis yang ditulis oleh Meilink-Roelofsz menyebutkan bahwa Jepara menjadi kota pelabuhan terbesar di pantai utara Jawa dan memiliki armada laut yang besar dan kuat pada abad ke-16.
Bukti lain yaitu sumber yang didapat dari musafir Portugis yang bernama Fernao Mendez Pinto (1510-1583), ia menerangkan ketika ia datang di Banten pada tahun 1544, datang lah utusan Raja Demak, seorang wanita bangsawan tinggi bernama Nyai Pombaya. Besar kemungkinan yang dimaksudkan adalah Ratu Pembayun (Ratu kalinyamat yang sebagai putri sulung Sultan Trenggana).
Ratu Kalinyamat merupakan sosok raja perempuan Jawa yang sangat diperhitungkan keberadaannya. Jepara pada masa Ratu Kalinyamat mempunai kualitas yang sangat berkembang pesat dari sebelumnya. Awal mula dari tindakan penyerahan diri yang ditandai dengan tapa, kemudian setelah dendamnya dibalas oleh Jaka Tingkir, akhirnya ia keluar menjadi pemimpin Jepara yang sangat gagah pemberani dan disegani para kalangan di kanca internasional.
Dari sektor ekonomi, Ratu Kalinyamat mampu mengembalikan stabilitas ekonomi yang semula menurun karena Demak pada masa Adipati Unus mengalami kekalahan waktu melawan Malaka di laut, sehingga menyebabkan Jepara nyaris hancur, akan tetapi untungnya sektor eknomi bagian laut bisa dikatakan masih stabil, namun tetap dalam perbaikan.
Tapi setelah Ratu Kalinyamat beberapa tahun berkuasa, ia masif melakukan konsolidasi ekonomi, sehingga pada abad 16, perdagangan Jepara semakin membaik dari daerah sebrang laut. Dari situ Ratu Kalinyamat bukan hanya terkenal menjadi penguasa politik, melainkan juga penguasa perdagangan.
Selain di bidang ekonomi, Ratu Kalinyamat pun bermain dalam bidang hubungan internasional. Hal itu dibuktikan dengan pada tahun 1550, Raja Johor mengirim surat kepada Ratu Kalinyamat dan mengajak untuk melakukan perang suci melawan Portugis yang saat itu kebetulan sedang lengah dan menderita berbagai macam kekurangan.
Akhirnya Ratu Kalinyamat dengan Raja Johor berhasil menguasai Malaka dengan mengirim 200 buah kapal armada persekutuan Muslim, 40 buah di antaranya berasal dari Jepara. Armada itu membawa empat sampai lima ribu prajurit, dipimpin oleh seorang yang bergelar Sang Adapati. Sifat berani Ratu Kalinyamat ini tampak dalam perjuangannya yang gigih dalam menentang kekuasaan bangsa Portugis.
Dan juga ia adalah salah seorang raja perempuan yang melakukan penyerangan dua kali kepada Portugis di Malaka, yaitu pada tahun 1551 dan tahun 1574.
Banyak sekali hubungan diplomasi Jepara dalam bidang ekonomi, terutama di Ambon, Aceh dan kota-kota strategis laut kebanyakan. Selain hubungan ekonomi, ia juga tidak segan-segan dimintai tolong ketika adasuatu kerajaan yang sedang mengalami perselisihan konflik di wilayah kekuasaannya.
Tidak hanya itu, pada tanggal (15/4/19) kemarin, Ratu Kalinyamat diusulkan menjadi pahlawan nasional. Seperti berita yang dilansir oleh news.detik.com, dengan alasan bahwa Ratu Kalinyamat memiliki gagasan besar dalam poros maritim, karena ide-ide yang dicetuskan pada masanya, perihal tentang kemaritiman sudah melampaui zamannya.