“Buka.. “
Kamu lalu membuka lipatan tengah dari pesawat itu, lalu tersenyum dan menatapku dengan teduh. Tatapan yang sepertinya cukup unuk menurunkan beberapa derajat celcius suhu tubuhku.
“Maafin aku ya, aku gak pernah nyesel kenal kamu, karena memang itu yang aku pengen dari dulu.. “
Tak ada jawaban, atau sepatah kata pun darimu, yang kau lakukan hanya merangkulku dan memeluk erat tubuhku, membiarkan pesawat kertas yang dari dulu tergantung di kamarku tetap terbuka. Sebuah pesawat yang berisi tulisan jelek anak kecil yang umurnya masih di angka satu digit, belum dua digit seperti sekarang ini. Tulisan jelek yang kutulis sebelum kamu mengenalku, sebelum kamu naik ke kamarku dan memintaku mengajarimu membuat pesawat kertas itu
Â
Luna Maulana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H