Mohon tunggu...
Supriyadi
Supriyadi Mohon Tunggu... Administrasi - ***

***

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perjalanan Arasto

15 Oktober 2022   08:03 Diperbarui: 15 Oktober 2022   08:06 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setibanya di gunung Hermon, Arasto mendirikan kemahnya, bermalam, dan menikmati suasana alam di sana.

Musa naik ke gunung Horeb untuk mendapat 10 Perintah Tuhan, pikir Arasto, sedangkan aku naik ke gunung Hermon berdasarkan mimpi aneh.

Tetapi orang-orang Mesir tidak pernah menganggap aneh mimpi-mimpi. Sebagian mereka percaya bahwa mimpi adalah cara ilahiah melakukan komunikasi dengan manusia. Lalu apa yg akan kudapatkan di sini?

Tiba-tiba rasa kantuk menghampiri Arasto, dan dia bermimpi bertemu musafir padang pasir itu lagi. Musafir itu berkata kepada Arasto, "Temukan tulisan ibrani yg terpahat di bebatuan gunung ini. Carilah batu di dekat pohon zaitun, lokasinya dekat dengan sumber mata air yg menjadi hulu sungai Yordan."

Arasto terbangun dan segera mencari petunjuk yg diberikan musafir. Di musim panas, pohon-pohon dan buah zaitun tampak hijau dan sangat banyak. Hingga tengah hari, akhirnya Arasto menemukan sumber mata air itu.

Arasto menekuni bebatuan yg berada di seputar mata air yg dikelilingi pohon zaitun. Batu bertuliskan Ibrani. Arasto lebih mengenal bahasa Ibrani ketimbang bahasa yg digunakan musafir dalam mimpinya ketika memberi petunjuk tentang Murtafa'atul Jaulan.

Arasto mengamati air yg memancar dari celah-celah bebatuan lalu mengalir membentuk jeram-jeram yg mengarah ke lereng gunung Hermon dan menuju ke sungai Yordan.

Dimana batu bertuliskan Ibrani itu? Arasto mengamati batu di bawah aliran air yg memancar dan tersentak begitu melihat gurat-gurat tulisan Ibrani terpahat secara alami di atas kucuran mata air yg muncul dari celah-celah batu itu.

Arasto mendekat dan mengamati dengan teliti untuk membaca tulisan Ibrani itu. Tulisan itu tidak terhalangi oleh air yg mengalir di atasnya, karena begitu jernih aliran itu sehingga tampak seperti kaca bening yg menyelubungi batu bertuliskan Ibrani itu.

Arasto lalu mengeja dan mengartikan tulisannya. Tulisan Ibrani itu menjelaskan, "Tatkala api abadi di Azerbaijan padam, maka lahirlah Juru selamat terakhir yang akan melanjutkan Nubuat Musa dan Putra Maryam. Dia lahir di tengah padang pasir yang terdapat Rumah Suci Tuhan. Dia memiliki sifat-sifat mulia, yang disebut Al-Musthafa."

Arasto merenung sejenak. Mencoba mengaitkan keping-keping informasi dalam batu bertuliskan Ibrani itu: Al-Musthafa. Api abadi Azerbaijan. Padang pasir, dan Rumah Suci Tuhan. Kupikir gunung Hermon adalah tujuan terakhirku, ternyata aku salah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun