Mohon tunggu...
Gery Bentham
Gery Bentham Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pekerja hukum yang menyukai fiksi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Alibi jatuh cinta.

4 Februari 2015   18:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:50 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14230232181781812359

Cinta bisa mengubah dosa menjadi kebenaran,mengubah logika menjadi hal yang tidak dipedulikan.

“Cuaca tidak begitu baik hari ini,gerimisnya masih belum berhenti” Re mengalihkan topik pembicaraan cerita bahagia sahabatnya,Aline.Re dan Aline menjalin persahabatan sejak SMA.Sepanjang hari ini Aline tidak henti-hentinya bercerita tentang keadaan hatinya yang telahmove on .Re sama sekali tidak berminat soal topik itu karena apa gunanya membahas kabar bahagia Aline telah move on tapi Re tidak bisa mengungkapkan perasaansesungguhnya yang ia miliki pada Aline.

“Kau tau Re,semua cowok bajingan,termasuk ayahku yang dulu dengan teganya meninggalkan aku dan ibu tanpa pernah kembali lagi untuk menemui kami .Oh iya kamu juga cowok yaa,mungkin kamu tidak termasuk haha” Aline tidak terpancing mengalihkan topik pembicaraan mereka, “Sekarang aku sudah mempunyai seseorang yang membuatku nyaman ,yang jauh lebih bisa memahami perasaanku”.

Sekarang aku sudah mempunyai seseorang yang membuatku nyaman ,yang jauh lebih bisa memahami perasaanku. Mendengar kalimat itu seketika Re memiliki pemikiran jika Aline mempunyai perasaan yang sama dengannya,yaitu perasaan cinta.Re berpikir mungkin sekaranglah saat yang tepat untuk mengungkapkan perasaan cinta pada Aline. “Al,tidak terasa sudah bertahun-tahun kita menjalin persahabatan,mungkin sudah ratusan kali kita berdua ke kafe ini,segala macam cerita bahagia sedih kita semuanya tumpah disini.Mulai dari kamu galau dengan kekasihmu,bahkan waktu itu kamu hampir bunuh diri karena ulah kekasihmu”, Re menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskan secara perlahan “Aku mencintaimu Al,kebersamaan kita yang membuat cinta ini tumbuh dan bemekaran di hatiku”.

Napas Aline tersekat “Re,ini tidak mungkin.Kamu terlalu baik untukku,kamu tau kan gimana keadaanku sekarang.Aku sudah tidak perawan Re.Aku tidak pantas untukmu.Kita sahabat Re” Aline menyambut punggung tangan Re yang sedang menapak di meja.

“Aku menerima semua keadaanmu Al.Semuanya aku terima,kamu cinta pertamaku Al,sampai kapanpun aku mencintaimu.Aku sudah menunggu lama untuk mengungkapkan perasaan ini,aku sabar menunggu kamu putus dengan pacarmu sejak kita SMA,sampai kapan lagi aku menunggu Al? sampai kapan?”desak Re dengan nada bicara yang meninggi.

“Aku tidak bisa Re” Aline menangis di depan Re,ia dilema,disatu sisi Ia takut melukai perasaan Re,dan di satu sisi lainnya ia tidak bisa menerima pernyataan cinta Re karena menganggap Re hanya sahabat tidak lebih dari itu.

“Kamu tidak bisa menerimaku karena sudah memiliki kekasih?” Re ngotot,mempertanyakan kemungkinan hal yang membuat Aline menolak cintanya.

Aline diam,hanya merespon dengan mengigit bibirnya menahan tangis

“Oke Al,aku tau maksud diammu,aku tidak bisa menunggu lagi Al.Aku mencintaimu sangat mencintaimu,perkataanmu memang sangat menamparku Al.Perkataanmu melemahkanku tapi itu tidak melelahkanku .Aku tidak akan berhenti mencintaimu” setelah mengucapkan kalimat itu,Re menarik kedua telapaknya ke dalam jaket lalu langsung beranjak pergi meninggalkan Aline sendirian di kafe.

Aline terdiam dalam tangisnya,menutup muka,ia tidak tau harus berbuat apa sehingga membiarkan Re pergi begitu saja dari hadapannya.

*****

Air shower bercucuran membasuh seluruh tubuh Re yang masih mengenakan pakaian lengkap,ia duduk bersandar ke dinding,memeluk lututnya menengelamkan kepalanya diantara paha dan dada nya yang bidang,Re masih belum bisa menerima jawaban Aline sore tadi.Re akhirnya terbangun memandangi kasau dilangit-langit,bertanya-tanya kenapa Aline tidak bisa mencintainya,ia memukul dinding kamar mandi hingga kepalan tangannya berdarah,keningnya mengkerut menandakan kekesalan ,matanya merah disertai tangis yang tersamarkan air shower.

“Sampai kapan lagi aku menunggu agar bisa memilikimu Al,aku sudah lelah menahan semua perasaan ini sejak pertama kali kita berkenalan.Aku tidak bisa menerima semua kenyataan ini,aku tidak bisa memilikimu maka orang lain pun tidak boleh memilikimu Al” dada Re naik turun dengan cepatnya,hatinya dipenuhi amarah , “Besok aku akan mencari sosok itu,sosok yang membuat hatimu nyaman.Ia tidak boleh memilikimu” Re langsung keluar kamar mandi segera menganti pakaiannya lalu tidur dengan keadaan emosi dan kesedihan yang bercampur aduk.

******

Dimalam sisi lain dari kehidupan bumi ini,Aline menyandarkan kepalanya di pundak seseorang“Aku akan kehilangan sahabatku” ujar aline dengan suara yang parau karena habis menangis dari ketika senja menjamah langit hingga senja luntur tertutup selimut gelap.

“Tenanglah,masih ada aku.Tidak akan terjadi apa-apa hanya dengan kehilangan satu sahabat” Seseorang yang menjadi pundak tempat kepala Aline bersandar coba menenangkan.Ia membelai rambut Aline dengan lembut.

“Tapi…..Aku tidak mau kehilangan Re,ia sahabat terbaikku” Aline merangkul pinggang orang itu.Memelukanya dengan erat.Orang itu mengangkat wajah Aline lalu mengecup bibir Aline dengan lembut.Mereka terlelap ketika ayam telah terbangun.

*******

Pagi ini begitu indah,embun berkeliaran dengan sejuk menawarkan harapan agar hari ini kebaikan dan kebahagiaan hadir bersama-sama pada manusia yang mengawali hari dengan senyuman ,tapi tidak dengan Re,ia sudah mengatur rencana untuk mencari sosok yang membuat Aline nyaman.Maka hari ini Re bergegas menunggu Aline keluar dari dalam rumahnya ,ia akan menguntit Aline sepanjang hari ini.

Re duduk di mobil sedan hitamnya dengan gelisah,seolah-olah bahunya dirangkul ketegangan dengan sangat erat ,sebungkus rokok iahabiskan dengan cepat dan tergesa-gesa.Kegelisahan nya semakin parah ketika Aline keluar bersama seseorang berjaket kulit,orang itu terlihat tidak terlalu besar,hanya putih seperti anggota boyband korea.Aline menggandeng tangan orang itu dari ketika ia membuka pintu rumah hingga berada didepan mobilnya ,ia sangat terlihat manja.Hal ini membuat Re mengepalkan tangannya yang berkeringat,terdengar bunyi nyaring dari tulang-tulang jari yang mengepal sangat kuat.

“Badannya tidak besar,akan sangat muda bagiku untuk membuat perhitungan dengan dia karena telah mengambil kesempatanku mendapatkan Aline” batin Re bersuara.

Kecupannya terlihat sangat hangat ,orang itu melumat bibir Aline didepan pintu mobil.Re yang melihat adegan itu semakin kesal ,dadanya naik turun,rongganya dipenuhi amarah.Setelah kecupan itu Aline masuk ke mobil lalu pergi ke kantor, sedangkan orang itu masuk ke rumah,tapi Re masih menunggu disana didalam mobilnya karena sudah tahu saat ini siapa yang menjadi target.Tidak lama kemudian Orang itu muncul lagi dengan mengendarai mobil keluar dari garasi rumah Aline ,Re mulai mengikuti mobil targetnya.

Kepala Re menoleh ke kiri dan kanan ,ia tau jika ini adalah jalan menuju kantornya di daerah Rasuna Said,tambah kaget ketika melihat mobil targetnya masuk parkiran kantor tempat dia bekerja.

******

Tidak ada hal yang bisa kau hindari ketika jatuh cinta,cinta terkadang bisa membutakan segalanya,membalikan yang dosa menjadi kebahagiaan,merubah yang pendiam menjadi pecicilan,bahkan cinta mampu membuat manusia menduakan Tuhan dalam hidupnya.Sekarang pilihan hanya ada pada diri sendiri bagaimana mengartikan cinta.

Cinta membuat seseorang bisa beralibi bahwa perbuatan yang ia lakukan semata-mata karena rasa cinta hingga akhirnya dirinya menghalalkan segala macam cara untuk mendapatkan cinta dari seseorang yang dia cintai.Begitulah yang ada dipikiran Re,Ia berhasil mengajak bertemu orang yang membuat hati Aline nyaman,mereka janjian untuk berbicara empat mata di lantai paling atas gedung ini,lantai 23.

“Sayang,kita jadi makan siang di tempat biasa” tanya Aline ke orang itu dari balik telepon.

“Iya jadi,kamu duluan aja .Aku ada urusan sebentar”

“Ok”

Dipikiran Aline masih saja ada permasalahan tentang takut kehilangan Re.Bagaimana mungkin begitu saja ia bisa menjalani hari-harinya tanpa Re,bagi ALine Re adalah sosok sahabat terbaik.Mungkin Aline tidak mempunyai cinta sebagai kekasih kepada Re,tapi Aline mempunyai cinta sebagai sahabat.

Aline mengendarai mobil menuju kafe langgananya dengan Re sekaligus menjadi kafe langganan dirinya dengan orang yang membuat hatinya nyaman.Kafe itu menjadi tempat favorit bukan karena interior yang mengadiopsi gaya eropa,kafe The fly dipilih karena menjadi tempat terdekat dengan kantor Re dan Kantor orang itu dan tidak terlalu jauh dari kantor Aline.

Tiga puluh menit telah berlalu ,Aline melihat jam ditangannya berkali-kali.Tidak seperti biasanya telat.Ia coba menghubungi dan selalu dijawab operator dengan kalimat telepon yang anda tuju sedang tidak aktif.Aline segera keluar dari kafe,ia memutuskan pergi ke kantor orang itu sekaligus akan menemui Re menjelaskan bahwa orang itu,orang yang membuat hatinya nyaman bukan seorang Pria ,namun seorang wanita bernama Erika ,Aline menjadi lesbi karena faktor psikologinya memandang seorang pria,mungkin Re bisa memaafkan Aline dan akhirnya bisa menjalin persahabatan kembali.Ia berjalan dibawah terik matahari,menyipitkan mata karena kilau matahari yang begitu tajam.

Beberapa orang berkerumunan di bawah gedung,rata-rata pandangan mereka melihat ke arah bawah dan ke arah atas gedung disertai keriuhan.Aline yang berjalan sambil memikirkan Re awalnya menangapi kerumunan itu biasa saja ,bahkan ia ikut mendongak menatap gedung tanpa perasaan apapun.Terilhat gedung mengalami pecahan kaca.Beberapa detik setelah melihat keatas Ekspresi wajah Aline langsung berubah panik.

“Re” desis Aline.entah darimana tiba-tiba dia menghubung-hubungkan antara kerumunan orang-orang dengan Re, “Ini,ini.. kan gedung Tempat Re juga bekerja”Ia terdiam beberapa detik menutupi mulutnya tak percaya dengan pemikiran negatif.

“Bunuh diri,seserorang melakukan bunuh diri meloncat dari atas sana,Seorang pria seperti nya” respon jawaban dari pertanyaan Aline kepada salah satuorang yang baru saja keluar dari kerumunan itu .

Perasaan Aline semakin kacau ,ia terobos kerumunan itu dan ikut berbaur.

Dengan tubuh yang langsing,Aline berhasil menyeruak diantara kerumunan.Ia melihat mayat tertutup Koran dengan darah berceceran dipingir sekitar area dan pecahan kaca yang berserakan.Bahkan otak orang itu menempel di pot bunga tak jauh dari tempat kejadian.

“Re,”

Saat Aline ingin mendekati mayat yang akan diangkat menunggu datangnya pihak kepolisian,langkah Aline terhenti karena ia melihat kaki yang menjulur dari balik lembaran Koran,sepatu yang dikenakan mayat itu bukan milik Re,ia hafal betul Jika Re tidak akan pernah mengenakan sepatu merk All Star ,Re selalu memakai pantofel berwarna hitam.Aline mendesah syukur, membalikkan langkahnya keluar kerumunan.Saat keluar dari kerumunan orang-orang,polisi datang memberi pembatas dan memasukan mayat ke dalam kantong mayat.

Telpon Aline berdering.

“Re”ucap Aline sedatar mungkin.

“Hai Al,aku mencintaimu akan tetep mencintaimu.Apakah kamu sekarang sudah menerima cintaku” Terdengar suara yang parau,disertai isakkan.Aline tau dari balik telpon Re sedang menangis.

Setelah jeda sejenak,Aline menjawab “Re aku ingin bertemu denganmu,aku ada didepan gedungmu”

“Kamu sudah bisa menerima cintaku Al?”

“Re, aku ingin bicara denganmu.Aku tunggu di bawah” Aline mematikan Handphonenya,ia kembali menghubungi Erika dan masih saja belum aktif.

Re menemui Aline dengan keadaan mata merah ,bajunya penuh kerut,beberapa kancingnya tidak terkait .Aline berjalan duluan dan Re menyamai langkahnya ”Al, Kamu harus bisa menerimaku.ORang yang membuat hatimu nyaman sudah tidak ada lagi.”

“Apa.. “ jawab Aline yang tidak mendengar suara Re karena tertutupi suara mobil kencang melaju di jalan.Aline memiringkan kepalanya “Kamu ngomong apa tadi Re?.Mereka tetap jalan beriringan di bahu jalan menuju kafe.

Re memandang ALine terus menerus disetiap langkahnya,sedangkan Aline masih memandang handphonenya coba menghubungi Erika berkali-kali .

“AL… Apakah kamu sudah bisa mencintaiku.ORang yang membuatmu nyaman Erika sudah tidak ada lagi” teriak Re.Kalimat itu menghentikan langkah Aline,”Erika sudah tidak ada lagi ,ia sudah mati Al” Re berlutut didepan Aline,memegang tangannya.

Mata Aline membelalak “Apaaa……jangan-jangan yang jatuh dari atas gedung tadi Erika..Kamu gila Re kamu gilaaaaaaaa……” Aline berteriak sambil menangis tersedu-sedu.

“Apakah kamu sudah bisa mencintaiku sebagai kekasih Al?” Re kembali mengulangipertanyaannya lalu mencium tangan Aline,Airmata Re menempel di punggung telapak tangan.

Prakkk Aline menampar Re,ia mencengkram kemeja Re sambil terisak. “Aku tidak bisa mencintaimu ” Aline kembali menangis dan langsung memutar langkahnya menuju tempat mayat yang jatuh dari gedung.

“Tunggu Al..” Re menarik tangan Aline, “Jika kau tidak bisa mencintaiku maka apa gunanya aku hidup” Re terdengar lelah, mukanya merah dengan airmata yang telah kering membekas di pipi.

“Aku tidak peduli denganmu Re” Aline melepaskan genggaman Re.

Braakkkkkkkk suara hantaman keras mobil terdengar .Tubuh Re tergeletak dengandipenuhi darah,darah-darah itu mengalir deras diaspal,suasana menjadi ramai,kemacetan terjadi seketika.

Aline menoleh ke belakang ”Re…..” ia berlari mendekati tubuh Re yang tergeletak ditengah jalan raya .

“Aku mencintaimu Al,apakah kamu sudah bisa mencintaiku” Suara Re terbata-bata matanya setengah hampir menutup,di sudut matanya muncul sumber air kesedihan yang bercampur darah di pipi, darah terus keluar dari lubang hidung dan telingga Re.Aline mengangkat kepala Re dan diletakanpada pahanya.ALine menangis sejadinyaa-jadinya,air mata itu bergulir sangat deras tanpa jeda,sungguh tangisan itu sangat pilu disertai bahu yang naik turun.

“Re kamu harus bertahan,Re…Aku mencintaimu iyaa aku mencintaimu” Aline memeluk dan mencium kening Re yang dipenuhi darah.

Tidak ada jawaban dari Re,Ia telah tiada.Aline tetap memeluk Re hingga kepolisian tiba dan mengangkat tubuh Re ke ambulans.

*****

Koran yang membahas pembunuhan dan bunuh diri Re terpampang di meja Aline.ia masih tidak percaya jika kejadian menyedihkan,mengenaskan itu baru saja menimpa orang-orang yang dia cintai.

Paragraf-paragraf dalam Koran,berita-berita online dan berita televisi menceritakan seolah kejadian itu disaksikan di depan mata mereka,seolah-olah mereka menjadi saksi kejadin itu.Namun apa kalian sadari jika yang terlihat di koran ataupun di televisi itu tidak selalu mengambarkan kenyataaan yang sesungguhnya bahkan mereka seering menambah-nambahkan agar terkesan mereka Tuhan yang tau persis kejadian itu.Semua itu hanya yang terlihat oleh sedikit mata mereka,hanya dari keterangan-keterangan narasumber yang tidak seratus persen benar,dan dari info kepolisian yang kurang kredibel menangani kasus tanpa ada uang.Mereka tidak bisa bertanya pada korban yang sudah mati soal apa yang benar-benar terjadi bukan? Jangan terlalu percaya pada kabar berita,bisa saja mereka semua itu korban pembunuhan meski logika bermain-main hal itu tidak mungkin,tapi logika tidak berguna untuk sebuah dendam dan cinta karena dengan kedua itu seseorang bisa beralibi jika kesalahannya adalah kebenaran,jika dosa tidak apa-apa dilakukan.

Kematian yang menyangkut orang-orang sekitar Aline tidak berhenti sampai disana,masih ada kematian-kematian direncanakan penulis yang merupakan Tuhan bagi kisah yang ditulisnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun