Mohon tunggu...
Gery Bentham
Gery Bentham Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pekerja hukum yang menyukai fiksi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Alibi jatuh cinta.

4 Februari 2015   18:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:50 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14230232181781812359

“Aku tidak peduli denganmu Re” Aline melepaskan genggaman Re.

Braakkkkkkkk suara hantaman keras mobil terdengar .Tubuh Re tergeletak dengandipenuhi darah,darah-darah itu mengalir deras diaspal,suasana menjadi ramai,kemacetan terjadi seketika.

Aline menoleh ke belakang ”Re…..” ia berlari mendekati tubuh Re yang tergeletak ditengah jalan raya .

“Aku mencintaimu Al,apakah kamu sudah bisa mencintaiku” Suara Re terbata-bata matanya setengah hampir menutup,di sudut matanya muncul sumber air kesedihan yang bercampur darah di pipi, darah terus keluar dari lubang hidung dan telingga Re.Aline mengangkat kepala Re dan diletakanpada pahanya.ALine menangis sejadinyaa-jadinya,air mata itu bergulir sangat deras tanpa jeda,sungguh tangisan itu sangat pilu disertai bahu yang naik turun.

“Re kamu harus bertahan,Re…Aku mencintaimu iyaa aku mencintaimu” Aline memeluk dan mencium kening Re yang dipenuhi darah.

Tidak ada jawaban dari Re,Ia telah tiada.Aline tetap memeluk Re hingga kepolisian tiba dan mengangkat tubuh Re ke ambulans.

*****

Koran yang membahas pembunuhan dan bunuh diri Re terpampang di meja Aline.ia masih tidak percaya jika kejadian menyedihkan,mengenaskan itu baru saja menimpa orang-orang yang dia cintai.

Paragraf-paragraf dalam Koran,berita-berita online dan berita televisi menceritakan seolah kejadian itu disaksikan di depan mata mereka,seolah-olah mereka menjadi saksi kejadin itu.Namun apa kalian sadari jika yang terlihat di koran ataupun di televisi itu tidak selalu mengambarkan kenyataaan yang sesungguhnya bahkan mereka seering menambah-nambahkan agar terkesan mereka Tuhan yang tau persis kejadian itu.Semua itu hanya yang terlihat oleh sedikit mata mereka,hanya dari keterangan-keterangan narasumber yang tidak seratus persen benar,dan dari info kepolisian yang kurang kredibel menangani kasus tanpa ada uang.Mereka tidak bisa bertanya pada korban yang sudah mati soal apa yang benar-benar terjadi bukan? Jangan terlalu percaya pada kabar berita,bisa saja mereka semua itu korban pembunuhan meski logika bermain-main hal itu tidak mungkin,tapi logika tidak berguna untuk sebuah dendam dan cinta karena dengan kedua itu seseorang bisa beralibi jika kesalahannya adalah kebenaran,jika dosa tidak apa-apa dilakukan.

Kematian yang menyangkut orang-orang sekitar Aline tidak berhenti sampai disana,masih ada kematian-kematian direncanakan penulis yang merupakan Tuhan bagi kisah yang ditulisnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun