Mohon tunggu...
Suni Mutmainah
Suni Mutmainah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Hidup bukan saling mendahului, bermimpilah sendiri-sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Awal Mula Kodifikasi Al-Qur'an Menjadi Sebuah Kitab yang Utuh

23 Juni 2024   10:06 Diperbarui: 23 Juni 2024   10:06 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Sekarang kita dapat mengambil kesimpulan dengan meyakinkan bahwa mushaf Usman itu tetap dalam bentuknya yang persis seperti yang dihimpun oleh Zaid bin Thabit, dengan lebih disesuaikan bahan- bahannya yang sudah ada lebih dahulu dengan dialek Quraisy.

Lalu bagaimana proses pembukuan wahyu sehingga menjadi Al-Qur'an yang utuh?

B. PROSES PEMBUKUAN WAHYU

  • Fase Awal

Langkah awal penting pengumpulan dan penulisan nash-nash Al- Qur'an pertama selesai dilaksanakan di bawah pengawasan Abu Bakar Abu Bakar seorang sahabat yang jujur dan setia kepada Muhammad Rasulullah. Ia juga adalah seorang yang sepenuhnya beriman pada kesucian sumber Qur'an, orang yang hubungannya begitu erat sekali dengan Nabi selama dua puluh tahun terakhir dalam hayatnya, orang yang sederhana, bijaksana dan bersih dari gejala ambisi, sehingga ba- ginya memang tak adalah tempat buat mencari kepentingan lain.

Abu Bakar dan para sahabat lainnya, meyakini sepenuh iman bah- wa apa yang diwahyukan kepada Rasulullah adalah wahyu dari Allah. Semua teks dikumpulkan dan dilakukan penyusunan dengan peng- awasan bersama. Semangat mereka semua sama, yakni ingin memperlihatkan ka- limat-kalimat dan kata-kata seperti yang dibacakan oleh Nabi, bahwa itu adalah risalah dari Tuhan. 

Keinginan mereka hendak memelihara kemurnian itu sudah menjadi perasaan semua orang, sebab tak ada se- suatu yang lebih dalam tertanam dalam jiwa mereka seperti rasa ku- dus yang agung itu, yang sudah mereka percayai sepenuhnya sebagai firman Allah. Dalam Qur'an terdapat peringatan-peringatan akan an- caman siksa bagi barangsiapa yang mengadakan kebohongan atas Allah atau menyembunyikan sesuatu dari wahyu-Nya.

  • Fase Kedua

Pengumpulan tersebut selesai selama dua atau tiga tahun sesudah Muhammad wafat. Kita sudah melihat beberapa orang pengikutnya, yang sudah hafal wahyu itu di luar kepala, dan setiap Muslim sudah hafal sebagian, juga sudah ada serombongan ahli-ahl Qur'an yang di- tunjuk oleh pemerintah dan dikirim ke segenap penjuru daerah Islam guna melaksanakan ritual dan mengajar orang memperdalam agama Dari mereka semua itu terjalinlah suatu mata rantai penghubung antara wahyu yang dibaca Muhammad pada waktu itu dan yang dikumpulkan oleh Zaid. 

Kaum Muslimin bukan saja bermaksud jujur dalam mengumpulkan Qur'an dalam satu mushaf itu, tapi juga mempunyai segala fasilitas yang dapat menjamin terlaksananya maksud tersebut, menjamin terlaksananya segala yang sudah terkumpul dalam kitab itu Isi dan susunan Qur'an jelas sekali menunjukkan cermatnya pengumpulan. 

Bagian-bagian yang bermacam-macarn disusun secarasederhana tanpa dipaksa-paksa atau dibuat-buat. Tak ada bekas tangan yang mencoba mau mengubah atau mau memperlihatkan keahliannya sendiri. Itu menunjukkan adanya iman dan kejujuran si penghimpun sendiri menjalankan tugasnya itu. 

Ia tidak berani lebih daripada meng. ambil ayat-ayat suci itu seperti apa adanya, lalu meletakkannya yang satu di samping yang lain. Jadi, penghimpunnya tidak melewatkan satu pun apa yang ada dalam wahyu itu. Juga kita dapat yakin, berdasarkan bukti-bukti yang kuat, bahwa setiap ayat dari Qur'an itu memang sa ngat teliti sekali dicocokkan dengan persis seperti yang dibaca oleh Nabi Muhammad.

  • Penulisan Huruf Al-Qur'an

Para sahabat mengumpulkan nash-nash Al-Qur'an berupa tulisan Arab gundul biasa tanpa harakat dan syakal sehingga bagi mereka para sahabat yang kurang paham akan terjadi kekeliruan pembacaan sehingga menimbulkan perselisihan di kalangan sahabat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun