Nama-nama tersebut antara lain ada Jiddana Dusturia yang viral hanya karena tak sengaja bersin saat membuat video TikTok, Abigail Manurung dengan celetukan kata 'bercyandya' yang mendayu, Dimas Ahmad (Dimas Ramadhan) karena kemiripannya dengan artis Raffi Ahmad, Cimoy Montok (Nuraini) yang viral sebab penampilan seksinya yang dinilai belum sesuai dengan usianya.
Kemudian ada Mpok Alpha (Nina Carolina) hanya karena celotehan minta diajak ke mal oleh suami, Tante Lala (Nurlela Yusuf) viral sebab cara meluapkan emosi kemarahan pada anaknya saat mengajarkan pancasila dianggap lucu, Tessa Morena dengan quote "visi foya misi foya, don't play play boskua", Jeje Slebew (Jasmine Laticia) viral lewat fenomena Citayam Fashion Week, Intan Lembata (Intan Sriastuti) viral melalui video cover lagu Cukup Dikenang Saja milik The Junas dengan mengganti sebarik lirik 'begitu sulit lupakan kamu' menjadi 'begitu sulit lupakan Rehan'
Selanjutnya Risa Culametan (Risa Nurhakim) dengan ocehan cepat berbahasa sunda dan di antara celotehannya terdapat kata 'culametan met met' yang selanjutnya dibuat dalam bentuk lagu, Denise Chariesta yang viral karena pamer kekayaan di sebuah mal yang katanya mewah, Fajar Sadboy (Fajar Labatjo) yang viral sebab curhatan patah hatinya lantaran ditinggal oleh kekasihnya.
Lalu, Livy Renata dengan ketidaktahuannya tentang hal sederhana sehingga dinilai sebagai sosok yang polos, Afi Nihaya yang viral lewat tulisan yang belakangan dinyatakan hasil plagiat, dan Ade Londok (Nandar Ukandar) dengan cara uniknya dalam mempromosikan makanan kudapan odading Mang Oleh. Â Â Â
Deretan nama yang pernah mengalami fase viral dan telah disebut di atas hanya sedikit dari sekian panjang daftar nama-nama orang yang mengalami fase viral dengan karakteristik konten dengan konteksnya masing-masing. Ada yang mengalami viral cuma karena ide, tren, perilaku atau informasi sepele.Â
Ada yang viral hanya karena curhat, marah, sedih, lucu, sombong, pamer dan perilaku lainnya. Ada yang viral sebab kontroversi, provokasi, sensasi, ujaran kebencian atau SARA. Ada produk-produk yang viral begitu saja. Ada yang viral lewat lagu, jargon, tulisan, peristiwa, kasus dan lain sebagainya.Â
Ada pula yang mengalami viral karena menciptakan produk, ide atau tren melalui proses dan konsep yang terstruktur dan terkonsep. Intinya, viral adalah satu fase yang didambakan, dirindukan, berusaha diciptakan dan diburu di dunia digital. Mengapa fase viral di dunia digital diburu?Â
Berburu Viral Lewat Konten Magis
Fenomena viralitas yang hadir di era digital telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Berbagai aplikasi atau platform digital seperti Whatapps, Line, bermacam games online, aneka eCommerce, beragam WEB, blog, dan platform media sosial seperti LinkendIn, Facebook, YouTube, X (Twitter), Instagram, Telegram, TikTok dan lain sebagainya, telah menghadirkan ruang bagi tiap individu untuk berburu cuan.Â
Baik cuan yang bersifat keuntungan materi atau nilai ekonomi seperti uang, benda atau barang maupun immateri berupa popularitas, social currency atau nama baik.  Â
Berburu cuan di dunia digital bisa diperoleh melalui akumulasi jumlah viewer, follower, subscriber, click, like, share, tap love, comment dan lain sebagainya yang setara, dan selanjutnya disebut sebagai penilai digital atau rater.Â