Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Viral Itu Penting?

10 September 2024   15:31 Diperbarui: 10 September 2024   15:31 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
trasi viral. (Sumber: Shutterstock via kompas.com)

Manfaat di Balik Produk Viral

Bagi pedagang musiman mainan lato-lato di sepanjang jalan H. Mawi, mulai dari pasar Parung-Bogor hingga ke arah dalam menuju perempatan Ciseeng di awal tahun 2023 yang lalu, kesempatan mereka untuk meraih keuntungan demi memberi nafkah keluarga tidak akan berlangsung lama.

Tidak seperti para pedagang buah-buahan yang bisa mengganti jenis buah yang dijualnya sesuai dengan masa panen buah, pedagang musiman mainan lato-lato yang memasang lapak ala kadarnya hanya berharap dampak viral dari mainan lato-lato di media sosial tidak berlalu dalam waktu singkat.

Sedangkan bagi lato-lato, mainan berupa dua buah bola plastik berbobot padat keras dan permukaan halus yang diikat seutas tali dengan cincin jari di tengah atau dua buah bola plastik berbobot padat keras dan permukaan halus yang menempel pada dua tangkai dan tersambung langsung dengan gagang yang juga terbuat dari plastik, tidak memerlukan branding di tubuhnya untuk menjadi viral.

Contoh produk viral lainnya yang memberi dampak langsung pada keberlangsungan ekonomi rakyat adalah fenomena viralnya produk jajanan tahu bulat di sekira tahun 2016. Kudapan yang terbuat dari olahan kacang kedelai berbentuk bulat dengan isi kopong dan dijual berkeliling dengan menggunakan sebuah mobil bak terbuka, ketika itu bertumbuh cepat.

Pertumbuhan pesat penjual tahu bulat yang terus  menyebar ke jalan-jalan kota dan ke pelosok sampai ke sejumlah wilayah di luar daerah asal pembuatannya, turut menunjukkan bahwa keviralan produk kudapan tahu bulat telah turut memberi dampak pada terbukanya lapangan kerja di sektor informal. 

Tetapi agak berbeda dengan mainan lato-lato, produk kudapan tahu bulat punya kecenderungan mem-branding dirinya dalam melakukan proses jualan meskipun tidak bermerek. Mulai dari bentuknya yang tidak umum dan cara memasarkannya yang keliling ke jalan-jalan kota hingga ke pelosok dengan menggunakan mobil bak terbuka serta menjajakannya lewat nada dan lirik lagu yang terdengar menarik. Belum lagi penawaran harga yang terbilang cukup terjangkau dan penyajiannya yang digoreng dadakan sehingga pembeli dapat merasakan kelezatan tahu bulat dalam keadaan masih hangat. 

Sebuah proses branding sederhana yang juga tidak membuatnya tahan lama. Sebab dari tahun ke tahun dampak viralnya mulai meredup. Penjual tahu bulat di tepian jalan mulai hilang satu-persatu dari pandangan. Setidaknya, masih ada beberapa penjual tahu bulat yang bertahan dan ada yang coba beralih ke cara pemasaran yang justru lebih konvensional menggunakan gerobak keliling, usaha menjual tahu bulat masih menjadi alternatif bagi sejumlah orang untuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya meskipun tidak lagi bisa berharap dari fase viral yang pernah dialaminya. Apa sebenarnya viral atau fase viral?

Pengertian dan Contoh Nama-nama Viral  

Secara sederhana kata viral yang dipopulerkan oleh Douglas Rushkoff bermula dari kata virus yang berarti virus media atau media viral, yang dalam bahasa Richard Brodie lewat bukunya "Virus of the Mind" identik dengan virus akalbudi yang ampuh mengganda dan mudah menyebar luas pada tataran budaya dan sosial melalui unsur meme di benak manusia yang seidentik dengan gen. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun