Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengapa Viral Itu Penting?

10 September 2024   15:31 Diperbarui: 11 September 2024   20:43 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi viral. (Sumber: Shutterstock via kompas.com)

Setidaknya, masih ada beberapa penjual tahu bulat yang bertahan dan ada yang coba beralih ke cara pemasaran yang justru lebih konvensional menggunakan gerobak keliling, usaha menjual tahu bulat masih menjadi alternatif bagi sejumlah orang untuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya meskipun tidak lagi bisa berharap dari fase viral yang pernah dialaminya. Apa sebenarnya viral atau fase viral?

Pengertian dan Contoh Nama-nama Viral  

Secara sederhana kata viral yang dipopulerkan oleh Douglas Rushkoff bermula dari kata virus yang berarti virus media atau media viral, yang dalam bahasa Richard Brodie lewat bukunya "Virus of the Mind" identik dengan virus akalbudi yang ampuh mengganda dan mudah menyebar luas pada tataran budaya dan sosial melalui unsur meme di benak manusia yang seidentik dengan gen. 

Unsur meme yang pada dirinya telah melekat sejumlah perangkat pranata sosial dan budaya terlebih dalam interaksinya di dunia digital, seperti produk, ide, tren, perilaku dan informasi, yang pada momentum tertentu ketika bagian dari dirinya bertemu pemicunya, memengaruhi benak-benak manusia dengan serentak, cepat dan terus mengganda serta menyebar luas; viral.  

Produk, ide, tren, perilaku dan informasi yang mengalami fase viral ini dalam konten dan konteks tertentu memiliki karakteristiknya masing-masing. 

Namun karakteristik konten dengan masing-masing konteksnya, bukanlah penentu yang membuat satu konten bisa melesat ke puncak jika dibanding konten yang lain. 

Sebagaimana banyak didambakan bahkan diburu oleh para topper dengan cara apapun. Suatu fase yang bukan saja tidak mudah untuk diraih tetapi juga tidak bisa dipastikan pencapaiannya. 

Kendati tidak mudah meraihnya juga tidak ada kepastian untuk dapat mencapainya, banyak orang yang mengalami fase viral justru datangnya dari konten-konten sepele, sembarang, keseharian yang tak sengaja dibuat atau konten spontan. 

Yakni konten-konten yang tidak mempunyai kandungan mutu, manfaat apalagi edukasi. Bahkan konten-konten pembawa viral yang diterima seringkali berupa konten yang tidak direncanakan sama sekali atau konten yang tidak diduga bakal mengalami fase viral. 

Sejak dunia digital mulai disesaki oleh para topper, pernah tercatat sederet nama-nama di dunia digital yang mengalami fase viral hingga banyak di antaranya tiba di titik raih cuannya. 

Fase viral yang dialami oleh para topper cenderung didapat dari konten-konten berkarakter sepele, sembarang, spontan atau tak sengaja dibuat. Tidak direncanakan atau bukan konten yang dibuat melalui proses profesional. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun