Berbeda di 2019. Jalan-jalan di sekitar Istana dan gedung DPR/MPR sudah ditutup sejak pagi buta. Terdapat Setidaknya 30.000 personel TNI/Polri dikerahkan untuk memastikan jalannya pelantikan. Usai pelantikan, Presiden yang terpilih untuk kedua kalinya ini langsung menuju Istana.Â
Tak ada acara arak-arakan dan pesta rakyat seperti 5 tahun lalu. Meskipun kabarnya relawan dan pendukungnya sudah menyiapkan karnaval budaya untuk merayakan pelantikan, informasinya acara itu dibatalkan atas permintaan tuan Presiden sendiri. Berbagai pendapat atau opini pun mengemuka.Â
Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid menyebut bahwa pengamanan yang dilakukan untuk pelantikan Presiden dan Wakil Presiden hari itu terlalu berlebihan.Â
Sehingga menimbulkan atmosfer yang berbeda dengan pelantikan 5 tahun lalu. Potret pelantikan 2014, yang memperlihatkan ketika Presiden diarak dengan kereta kencana oleh ribuan orang, dinilai sebagai pemimpin yang pro rakyat.Â
Di 2019 sang Presiden dikelilingi oleh pengamanan yang berlebihan. Suatu pengamanan yang dinilai hanya cocok untuk pemimpin yang bukan negarawan, tapi mereka yang dilantik untuk memegang kekuasaan besar dengan nyali dan mental yang kecil.
Bila digambarkan tentang momentum pelantikan kala itu. Pagar kawat berduri membentang, menutup sejumlah ruas jalan yang menuju dan di sekitar Istana Kepresidenan Jakarta.Â
Jalan-jalan di sekitarnya yang dekat dan mengarah ke Istana juga mengalami nasib serupa, dibentengi pagar kawat berduri agar orang-orang tak mudah mengakses ke sana.Â
Bahkan seorang Panglima TNI menyatakan dalam pengamanan pelantikan itu, kekuatan di darat dilengkapi sejumlah kendaraan baja, sementara di udara disiapkan pesawat Boeing hingga pesawat tanpa awak. Sedikitnya, enam kendaraan Panser Anoa milik TNI dan tiga helikopter disiagakan di Gedung MPR/DPR.Â
Secara keseluruhan, aparat gabung TNI-Polri yang disiagakan mencapai 30 ribu personel. Apakah efek kealiman dan tesis orang baik seorang tukang kayu yang tak lagi biasa dan telah berhasil duduk di kursi Presiden untuk kedua kalinya tak lagi sakti?Â
Tapi kembali lagi, ibarat pohon keramat yang dipertahankan oleh Iblis agar tidak ditebang oleh penebang pohon alim. Setelah sosok penebang pohon alim kalah oleh tawaran kenikmatan duniawi lewat kompensasi berupa uang di bawah bantal, Iblis seperti tak mau para penyembah pohon terlalu dekat pada tuannya. Maka dipasanglah pagar mengelilingi pohon keramat dan membentenginya dengan kekuatan gaib.Â
Begitulah cara Iblis sebagai tuan, membuat jarak dengan para pengikutnya supaya tak ada kata dan tindakan di luar kuasanya, yang membuat para penyembah pohon keramat justru bisa berbalik menyerang dengan kesadaran iman dan keyakinan yang diinsyafi lantaran sesekali janji-janji Iblis akan setiap tiga permintaan penyembahnya, tidak akan pernah ditepati.