Perkakas yang ia punya tentunya tidak ditujukan khusus untuk menebang pohon, meski usahanya membutuhkan bahan baku dari berbagai jenis pohon demi membuat beragam jenis produk mebel yang laku di pasaran atau berdasar pesanan. Perkakasnya lebih utama ia gunakan sebagai bagian dari pembentuk desain mebel.Â
Tetapi bisnis di bidang mebelnya ternyata terus berkembang hingga dieskpor ke sejumlah negara. Kesuksesannya di dunia bisnis, dan sifat pedulinya membuat ia tak melupakan rekan-rekan sesama pengrajin kayu yang belum berhasil.Â
Kabarnya, dia merangkul sejumlah Usaha Kecil dan Menengah di bidang perkayuan dan disatukan dalam satu wadah organisasi. Tergabung dalam cabang organisasi induk Asosiasi Pengusaha Mebel Indonesia Komda Solo.
Kepeduliannya pada pengrajin kayu mungkin didasarkan atas iman kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala seperti niat seorang alim lainnya di masa lampau, yang membawa perkakas untuk menebang pohon keramat demi menebarkan ajaran yang diyakini benar dan bertujuan untuk menghindarkan para penyembah pohon keramat dari kemusyrikan. Â
Dari empati, kealiman dan organisasi pengusaha itulah sejarah kepemimpinannya dimulai. Walaupun tanpa membawa perkakas untuk menebang pohon, ia ditunjuk sebagai sebagai ketua.Â
Di organisasi ini kepemimpinan dirinya dilihat sebagai potensi oleh sejumlah pengusaha. Sehingga mereka menyarankan agar sosok alim ini maju dalam bursa pemilihan calon Wali Kota Surakarta periode 2005-2010.
"Saya ini tak pernah tertarik bergabung dengan partai tertentu, dan tidak pernah berkecimpung di ajang-ajang yang berhimpitan dengan politik atau pemerintahan," demikian ujarnya pada suatu kesempatan menunjukkan kerendahan hati dan kesederhanaannya.
Tetapi takdir dan alam semesta mendukungnya, meski tak pernah bersentuhan dengan politik, dia akhirnya terpilih sebagai pemimpin Kota Surakarta periode 2005-2010.Â
Tidak hanya satu periode, dia terpilih kembali sebagai pemimpin Kota Surakarta untuk kedua kalinya di periode 2010-2015. Dia menang mutlak dengan perolehan suara lebih dari 90,09 persen. Perolehan angka kemenangan yang sangat fantatis dalam sebuah kompetisi politik.Â
Ternyata dampak baik dari kealimannya belum berakhir di sana, orang-orang mendengar dan mengetahui berita tentang sosok pemuda alim ini hingga ke penjuru negeri.Â
Kepemimpinannya di Surakarta dinilai merakyat, egaliter, bersahaja, berprestasi dan membawa kemajuan.Â