Warga sendiri dilibatkan untuk mengikuti berbagai kegiatan lomba yang diselenggarakan oleh pemerintah atau organisasi kemasyarakatan. Misalnya lomba gerak jalan, tarik tambang, lari karung, dan lomba yang lain.
Anak-anak sekolah pun dilibatkan dengan berbagai lomba dan kegiatan lainnya.
Dari semua kegiatan tersebut, gerak jalan menjadi kegiatan paling favorit.
Hampir setiap sudut jalan kampung warga berkumpula dengan kelompoknnya masing-masing untuk melatih baris berbaris sebelum latihan gerak jalan di jalan.
Setiap sore, jalan raya di depan rumah dilalui oleh bapak-bapak, ibu-ibu, dan anak-anak sekolah yang sedang latih gerak jalan.
Suara komandan regu yang lantang bersahut-sahutan satu sama lain ketika rombongan gerak jalan ini berpapasan di jalan. Kadang mereka saling mengejek sehingga barisannya menjadi berantakan untuk sesaat.
Ketika hari sudah sore rombongan-rombongan gerak jalan tadi membubarkan diri dan pulang ke rumah masing-masing.
Untuk level kampung saya, kegiatan latihan gerak jalan menjadi hiburan bagi warga yang sedang menikmati waktu istirahat mereka di sore hari. Biasanya warga akan bercengkerama bersama di pinggir jalan, atau di teras rumah yang ada di pinggir jalan sambil minum kopi atau teh. Mereka mengisi waktu istirahat tersebut sambil mengganggu peserta lomba gerak jalan yang sedang berlatih.
Saya termasuk anak yang suka nonton latihan gerak jalan tersebut. Semuanya saya lihat sambil duduk bersama teman-teman di pinggir jalan. Giliran ketemu regu anak-anak SD kami suka mengganggunya.
Kadang-kadang kami ikut di belakang mereka sambil bercanda dan menggoda yang sudah kelihatan mulai cape. Saya tidak dilibatkan dalam regu gerak jalan karena postur tubuh saya waktu itu terlalu pendek.
Sebagai kompensasi dari itu, saya dipilih oleh sekolah kami untuk menjadi peserta karnaval yang diadakan pada puncak peringatan kemerdekaan tanggal 17 Agustus.