Desakan beberapa oknum politisi yang tergesa-gesa 'ganti presiden' untuk menetapkan bencana gempa bumi Lombok sebagai 'bencana Nasional' bentuk politik agitasi yang memanipulasi bencana alam. Halaman media sosial pun ramai dengan meme dan status oknum tersebut yang mengecam pemerintah. Pemerintah dinilai tidak becus dan begitu banyak caci-maki yang direproduksi ratusan akun media sosial tanpa identitas yang jelas. Â Â Â
Jadwal ganti presiden sudah ditetapkan tahun 2019 dan calon presiden beserta calon wakil presiden pun telah ditetapkan. Tetapi, oknum-oknum tersebut memang terindikasi kuat untuk melumpuhkan kinerja pemerintah dengan menggiring opini publik menuju imaji negatif.
Sebab, setiap tagar ganti presiden selalu memunculkan distribusi informasi yang membentuk citra negatif terhadap sistem sosial politik NKRI yang masih berada dalam kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Â Â Â Â
Padahal, pada masa bencana alam gempa bumi Lombok, Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Seandainya proses pembentukan imaji negatif oleh oknum politisi beserta massanya tersebut terwujud, tidak menutup kemungkinan Asian Games 2018 gagal diselenggarakan. Para atlet luar negeri yang menjadi peserta akan membatalkan keikutsertaan karena menduga bencana alam terjadi diseluruh wilayah Indonesia karena sifatnya Nasional.
Selain itu, bila pembentukan imaji negatif berhasil dan bencana Lombok ditetapkan sebagai bencana Nasional, perekonomian Lombok yang tertumpu pada wisata akan hancur dan porak-poranda. Sebab, wisatawan tentu tidak akan sudi mengunjungi daerah yang mengancam keselamatan jiwa mereka. Â Â Â Â
Politik agitasi yang memanipulasi penderitaan bencana merupakan salah satu bentuk dari citra imaji negatif terhadap bencana alam. Imaji negatif ini berwujud ketakutan. Masih mayoritas masyarakat Indonesia menghadapi bencana alam dengan cara yang tidak benar berupa ketakutan.
Citra ketakutan inilah yang dimanfaatkan pihak-pihak yang berkepentingan yang berada di belakang perempuan bercadar dengan nama populer Maharani Hasan tersebut. Mereka percaya bahwa tindakan tersebut akan menimbulkan ketakutan dari pihak lawan politik mereka. Â Â Â Â Â
Segala bentuk praktik yang menipulasi penderitaan bencana alam harus dihentikan. Manusia yang beragama dan beriman pada Tuhan tidak akan melakukan tindakan-tindakan yang merugikan manusia lain, terutama memanfaatkan penderitaan korban bencana alam untuk kepentingan dirinya dan golongannya. Selain itu, kita harus menghormati perasaan para korban bencana alam yang telah kehilangan harta dan juga jiwa. Â
Imaji negatif terhadap bencana alam harus dihentikan. Agar tidak dimanipulasi oknum politisi atau orang-orang yang berkepentingan. Sebagai agen perubahan penting dalam penanggulangan bencana alam di Indonesia, BNPB perlu mengadopsi literasi lokal dalam peningkatan kualitas budaya sadar bencana.
Agar bencana alam di Indonesia disikapi dengan 'cara yang benar' yang didukung imaji positif. Dengan demikian, upaya penanggulangan bencana alam akan lebih efektif, serta bebas dari tindakan manipulatif pihak-pihak berkepentingan yang menjual airmata dan penderitaan masyarakat yang mengalami bencana alam. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Dari 'Miracle of Kamaishi' menuju 'Keajaiban Simeulue'Â