Mohon tunggu...
Sukir Santoso
Sukir Santoso Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan guru yang suka menulis

Peduli pada bidang psikologi, sosiologi, pendidikan, seni, dan budaya. Saya merasa tertarik untuk memahami manusia, bagaimana mereka belajar, serta bagaimana pengalaman budaya dan seni dapat memengaruhi mereka. Saya sangat peduli dengan kesejahteraan sosial dan keadilan, dan mencari cara untuk menerapkan pemahaman tentang psikologi, sosiologi, pendidikan, seni, dan budaya untuk membuat perubahan positif dalam dunia ini.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perjuangan KH Wahid Hasyim Menuju Kemerdekaan Indonesia

3 November 2024   07:34 Diperbarui: 3 November 2024   08:20 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Warisan dan Pengaruh KH Wahid Hasyim

Pengaruh KH Wahid Hasyim dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan bangsa sangatlah besar dan abadi. Beliau tidak hanya berperan dalam diplomasi dan pembentukan dasar negara, tetapi juga meletakkan fondasi bagi moderasi Islam di Indonesia. KH Wahid Hasyim adalah salah satu tokoh yang berhasil menjembatani nilai-nilai keislaman dengan prinsip-prinsip kebangsaan, menciptakan harmoni antara keduanya dalam konteks masyarakat Indonesia yang beragam.

Pemikirannya yang inklusif dan moderat dalam mengelola keragaman agama menjadi warisan yang tak ternilai bagi Indonesia. Beliau yakin bahwa Islam dan nasionalisme bukanlah hal yang bertentangan, melainkan bisa saling memperkuat. Hal ini terlihat jelas dari dukungannya terhadap Pancasila sebagai dasar negara, di mana ia percaya bahwa nilai Ketuhanan Yang Maha Esa bisa mencakup semua keyakinan tanpa mengabaikan identitas keagamaan. Sikapnya yang mengutamakan persatuan, toleransi, dan kebersamaan dalam kemajemukan menjadi inspirasi bagi pendekatan kebijakan keagamaan di Indonesia hingga saat ini.

Sebagai Menteri Agama, KH Wahid Hasyim juga mewariskan kebijakan-kebijakan yang visioner, seperti integrasi pendidikan agama dalam kurikulum nasional dan pembentukan sistem pengelolaan haji yang terstruktur. Kebijakan ini menjadi dasar bagi berbagai upaya pemerintah dalam mengelola urusan agama secara profesional dan inklusif. Di sisi lain, usahanya dalam meningkatkan kesejahteraan guru agama serta memperjuangkan status mereka di sekolah negeri menegaskan bahwa pendidikan agama adalah bagian integral dari pembentukan karakter generasi muda Indonesia.

Di kalangan Nahdlatul Ulama dan masyarakat Muslim Indonesia, KH Wahid Hasyim juga meninggalkan warisan intelektual dan spiritual. Sikapnya yang terbuka terhadap ilmu pengetahuan modern dan keterbukaan terhadap perbedaan pemikiran telah membentuk pola pikir dan pendekatan moderat yang hingga kini dianut oleh NU sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia. Pemikiran-pemikirannya terus diteruskan oleh generasi berikutnya, termasuk oleh putranya,

Gus Dur, atau KH Abdurrahman Wahid, yang menjadi Presiden Indonesia ke-4. Ia menjabat dari 20 Oktober 1999 hingga 23 Juli 2001. Gus Dur terpilih sebagai presiden setelah pemilihan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada tahun 1999, menggantikan Presiden BJ Habibie. Gus Dur juga dikenal sebagai tokoh pluralisme dan toleransi.

KH Wahid Hasyim adalah sosok yang menggambarkan kesetiaan pada bangsa dan agama. Perjuangannya dalam kemerdekaan Indonesia serta upayanya dalam membangun landasan moral dan sosial bangsa menjadi bukti bahwa nilai-nilai keagamaan dapat sejalan dengan semangat kebangsaan. Oleh karena itu, beliau dikenang sebagai pahlawan nasional yang menginspirasi, mengajarkan bahwa agama bisa menjadi kekuatan positif yang mempererat persatuan bangsa. Warisannya dalam bidang pendidikan, kebijakan keagamaan, dan pemikiran moderat tetap relevan dan dihargai sepanjang masa sebagai landasan moral bagi Indonesia dalam menghadapi tantangan keberagaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun