Mohon tunggu...
Sukir Santoso
Sukir Santoso Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan guru yang suka menulis

Peduli pada bidang psikologi, sosiologi, pendidikan, seni, dan budaya. Saya merasa tertarik untuk memahami manusia, bagaimana mereka belajar, serta bagaimana pengalaman budaya dan seni dapat memengaruhi mereka. Saya sangat peduli dengan kesejahteraan sosial dan keadilan, dan mencari cara untuk menerapkan pemahaman tentang psikologi, sosiologi, pendidikan, seni, dan budaya untuk membuat perubahan positif dalam dunia ini.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Regu Bom Tarik

23 Agustus 2023   13:21 Diperbarui: 23 Agustus 2023   14:39 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mereka bukanlah pejuang biasa. Mereka adalah bagian dari gerilyawan yang beroperasi di pegunungan dan hutan-hutan, merencanakan serangan-serangan mendadak yang menguras kekuatan musuh. Mereka adalah orang-orang yang mengambil risiko besar untuk menghadapi pasukan yang lebih besar dan lebih bersenjata.

Dan saat ini, tugas mereka bertiga adalah mencegat pasukan Belanda yang berencana melintas di jembatan di sebelah barat Gunung Sepikul.

Pasukan Belanda itu bukanlah lawan yang mudah. Mereka memiliki senjata-senjata modern dan jumlah pasukan yang lebih besar. Sementara regu yang terdiri dari tiga orang itu hanya bersenjata seadanya. Selain bom tarik, di ikat pinggang Abdul Manab hanya tergantung granat gombyok buatan Purosani, sementara Tumin dan Rabun hanya memegang kelewang. Namun, semangat dan pengetahuan tentang medan yang dimiliki oleh regu bom tarik ini memberikan mereka keunggulan taktis yang tak ternilai harganya.

Pasukan Belanda tersebut dilaporkan sedang menuju Brosot dari markas mereka di Jebugan Bantul. Ini adalah peluang emas untuk membuktikan bahwa perlawanan mereka tidak bisa diabaikan. Jika mereka berhasil menghancurkan pasukan Belanda, paling tidak menghambat pergerakan mereka, ini akan menjadi pukulan telak bagi pasukan Belanda dan juga sebagai pembakar semangat perjuangan bagi masyarakat ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan.

Dan malampun semakin merangkak. Anggota regu ini mempersiapkan diri dengan seksama. Mereka memeriksa trek bom, memastikan semua alat yang dibutuhkan ada, dan merencanakan taktik penyamaran.

Suara hujan yang mengguyur tak mengurangi semangat mereka. Suara hujan itu justru seolah menjadi alunan musik pengiring dalam persiapan yang serius ini.

"Kita memiliki tanggung jawab besar," ujar Abdul Manab dengan rasa hormat terhadap peran mereka dalam sejarah. "Kemerdekaan kita perlu perjuangan dan pengorbanan. Ini adalah tindakan nyata yang merebut kemerdekaan kita kembali."

Tumin dan Rabun mengangguk, mata mereka penuh tekad. Tidak ada kata menyerah dalam kamus perjuangan mereka. Dengan tekad yang tak tergoyahkan, mereka berdua bersama komandan mereka menghadapi malam yang gelap dan hujan yang deras, siap untuk menjalankan tugas suci ini demi kemerdekaan bangsa dan jati diri mereka sendiri.

Saat trek bom terpasang dengan aman, Tumin, Rabun, dan Abdul Manab saling bertatap mata. Meskipun lelah, senyum kebanggaan terpancar di wajah-wajah mereka. Perjuangan mereka tak sia-sia. Semua ini adalah langkah kecil yang akan menjadi bagian dari kisah besar perjuangan bangsa ini. Dalam hati mereka, janji untuk terus memperjuangkan kemerdekaan dan martabat bangsa terpatri kuat.

"Semoga perjuangan kita ini memberi inspirasi kepada banyak orang," ucap Abdul Manab dengan suara lirih. Tumin dan Rabun mengangguk setuju, dan saat itu juga, di tengah keheningan hutan, mereka mengucapkan doa untuk keberhasilan misi ini dan kemerdekaan bangsa.

Di malam yang penuh makna ini, tiga pejuang itu terus berdiri teguh, siap menghadapi apa pun yang akan datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun