Bermain air dan pasir sungai menjadi kebahagiaan bagi para penambang pasir tradisional. Bahagia tentu dalam pengertian dan pemahaman mereka, yaitu mendapatkan mata pencaharian yang halal. Meski harus bekerja keras, dan bahkan bertaruh nyawa.
Hasil tak seberapa, tetapi tidak ada pilihan lain. Mereka bersyukur atas kebaikan alam. Pasir tak pernah berkurang di dasar sungai. Tapi harus hati-hati untuk menambangnya, harus betul-betul waspada.
Bila di hulu tampak mendung tebal, dan apalagi terjadi hujan deras, jangan coba-coba mengabaikannya. Kecuali ingin dikenang orang sebagai si penambang pasir tradisional yang hanyut  menemui nasib buruk. Sebagaimana Kang Paimin, dan entah berapa korban lain sebelumnya. ***
Cibaduyut, 4 Maret 2020
Sumber  Gambar
Tengok pula tulisan menarik sebelumnya:
kebahagiaan-yang-sempurna-eti-kompak-dengan-tiga-puterinya
belajar-menikmati-banjir-ala-sekda-dki-jakarta-saefullah
bikin-trenyuh-ternyata-mereka-yang-minta-digunduli
minat-baca-hilang-taman-bacaan-dijual
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI