Mohon tunggu...
Sugiyanto Hadi Prayitno
Sugiyanto Hadi Prayitno Mohon Tunggu... Penulis - Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Pensiunan PNS, penulis fiksi. Menulis untuk merawat ingatan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pairin Hanyut di Kali Opak

4 Maret 2020   16:34 Diperbarui: 4 Maret 2020   17:03 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bermain air dan pasir sungai menjadi kebahagiaan bagi para penambang pasir tradisional. Bahagia tentu dalam pengertian dan pemahaman mereka, yaitu mendapatkan mata pencaharian yang halal. Meski harus bekerja keras, dan bahkan bertaruh nyawa.

Hasil tak seberapa, tetapi tidak ada pilihan lain. Mereka bersyukur atas kebaikan alam. Pasir tak pernah berkurang di dasar sungai. Tapi harus hati-hati untuk menambangnya, harus betul-betul waspada.

Bila di hulu tampak mendung tebal, dan apalagi terjadi hujan deras, jangan coba-coba mengabaikannya. Kecuali ingin dikenang orang sebagai si penambang pasir tradisional yang hanyut  menemui nasib buruk. Sebagaimana Kang Paimin, dan entah berapa korban lain sebelumnya. ***

Cibaduyut, 4 Maret 2020

Sumber  Gambar

Tengok pula tulisan menarik sebelumnya:
kebahagiaan-yang-sempurna-eti-kompak-dengan-tiga-puterinya

belajar-menikmati-banjir-ala-sekda-dki-jakarta-saefullah

bikin-trenyuh-ternyata-mereka-yang-minta-digunduli

minat-baca-hilang-taman-bacaan-dijual

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun