Semenara mobil melaju mata Arjo ditutup dengan lakban. Kedua tangan diikat dengan tali rafia ke belakang. Dan ia ditidurkan di jok tengah.
“Siapa?” teriak Arjo sekali lagi dengan geram. Namun suara itu tidak mampu mengupas lakban dari mulutnya.
Tapi seketika itu mulutnya pun disumpal dengan lakban. Mobil berlari ke kiri dan kanan, membelok, lurus. hanya lubang telinga dan lubang hidung saja yang tidak dilakban. Arjo cuma mengenali sekeliling dengan menajamkan pendengaran. tanpa semua serba membingungkan. Diluar mobil yang ditumpanginya terdengar raungan sirine mobil ambulance, klakson motor dan mobil bersahutan, deru suara knalpot bocor, lalu mobil berhenti di perlintasan kereta api.Arjo tidak dapat berbuat apa-apa selain segera dapat menyimpulkan siapa dibelakang pelaku penculikan ini. . . . . . (bersambung)
Bandung, 5 April 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H