“Oke, kusampaikan nanti. Permisi ya. . . . .!”
“Hati-hati, Bang. . . . .!” seru perempuan gemuk itu sambil melambaikan tangan.
“Ah, perhatian sekali, Tante. Tidak sekalian diberi bekal uang untuk naik bajaj. . . . .heheh?” ujar Arjo sambil melangkah cepat, lengannya diangkat dan tangannya melambai tanpa menoleh. Matahari makin tinggi, udara panas menebar, dan titik keringat mulai menyembul di tiap pori lipatan kulit. Arjo mau langsung menuju ke alamat yang ditunjuk Haji Lolong untuk bertemu. Tapi sejenak terbersit pikiran untuk singgah dulu ke pangkalan ojek sepeda onthel tempatnya mangkal. Setidaknya perlu pamit pada sesama tukang ojek di sana. Sebagai bentuk solidaritas. Siapa tahu mereka punya usulan baik langkah apa yang mesti dilakukannya.
(Bersambung)
Bandung, 29 Maret 2016
Sumber gambar : rumah