Mohon tunggu...
Ranggamos
Ranggamos Mohon Tunggu... Lainnya - ****

believe me, sometimes reality is stranger—and much more frightening—than fiction

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita Pendek yang Usang Tentang Cinta

1 Juli 2013   21:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:09 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Hey, ini terlalu vulgar… bagaimana cerita cinta ini menjadi begitu liar? Aku terlalu membebaskan imajinasiku, tetapi bukankah memang seharusnya begitu? Membebaskan imajinasi kemana-pun ia suka. Tidak terikat oleh aturan-aturan dalam penulisan sebuah karya fiksi. Karena aku tuhan atas cerita ini, aku yang menciptakan mereka!


Juan, hanyalah lelaki yang muak dengan kontradiksi wanita. Ia membenci wanita yang membuka lebar-lebar pintu kewanitaannya, ia kecewa. Ia memuja wanita yang menjaga harga dirinya, menutup rapat-rapat rahasia kebatinannya, karena itulah sejatinya wanita. Juan mendamba.


Bagaimana bila Juan mengalami ambivalensi? Ambivalensi? Tunggu apa itu? Ya, karena hidup selalu sendirian dan merasa beban yang ia panggul terlalu berat ia mengalami ambivalensi kepribadian, keduaan, schizo. Tidak! Aku rasa bebannya tidak terlalu berat. Lho, bukankah ia selalu merasa sendirian ditambah cintanya yang terpuruk karena kekasihnya hanya mengharapkan seks? Juan membenci namun juga mencintai, itu adalah bentuk dari split personality.


Juan merengkuh dendam, maka secara asadar ia membunuh Dewi. Lalu ia mencari wanita lain dan bila ia masih tidak menemukan wanita suci yang ia dambakan maka dibunuhlah. Karena Juan berpikir wanita-wanita itu tidak pantas disebut sebagai wanita selayaknya.


Tunggu… mengapa cerita ini kian menyuram? Aku tidak mengharapkan katastrofa seperti ini! Tidak ini belum berakhir! Lalu?


Pun Juan membunuh lelaki yang memanfaatkan kontradiksi wanita, ia membantai satu persatu, bahkan ia kebiri penis korbannya dan dijadikan makanan anjing kudisan.


Jadi Juan menciptakan delusi, dari persepsi yang terpiuh? Ya… ekstrim-kan? Bukankah ini adalah cerita yang  tidak konvensional? Bukankah aku tuhan atas karyaku? Jadi ini-lah yang aku ciptakan, karena aku sudah terlalu muak dengan cerita pendek yang usang tentang cinta!


Tetapi aku hanya ingin membuat sebuah cerita tentang cinta, dimana isinya adalah kebaikan yang dapat mengajarkan kita untuk menyikapi. Sebuah cerita cinta yang abadi dan akan selalu dikenang, dimana isinya adalah perjuangan untuk melawan antonim cinta, yaitu kebencian.


Bodoh, terkesan naïf sekali! Itu sama saja memaksakan gagasan pada jalan cerita! Biarkan imajinasi menari tanpa paksaan tertentu, biarkan orang-orang mencerna sesuai dengan kemampuannya sehingga tercipta ambiguitas! Bukankah itu sejatinya sebuah cerita?


Perdebatan ini tak kunjung berakhir, sudah jam 3 malam namun aku belum juga mengantuk. Siapa tuhan ini yang sedang berada dalam manifestasiku berkarya? Ia mengambil alih napasku saat ini hingga aku hanya dapat mengeluh, selalu saja begitu.


Aku sendirian mulai hari ini, Mama mengatakan ia akan pulang minggu depan, aku takut… aku takut Thomas akan datang besok dan memaksa lagi untuk bercinta! Aku sudah terlalu muak melihatnya! Memang awalnya Thomas adalah pribadi yang menarik, ia terlihat menonjol disekolah. Tetapi aku tak menyadari bahwa lelaki tetaplah lelaki, yang menuruti ego dan diotaknya hanya tentang seks. Pemuasan yang tak pernah berhenti, jalan-jalannya jorok dan kotor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun