Mohon tunggu...
Subakti Indrajaya
Subakti Indrajaya Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya seorang guru bagi diri saya sendiri dan semoga bisa menjadi guru yang baik bagi anak-anak, istri dan orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Contoh Lk. 1.2. Eksplorasi Penyebab Masalah

20 Januari 2023   09:01 Diperbarui: 20 Januari 2023   09:06 3828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang telah  diidentifikasi     

1        Dalam PBM PKn  kemampuan bertanya  peserta didik sudah muncul tetapi pertanyaanya belum menggambarkan tingkat berpikir kritis (HOTS)

 

Hasil eksplorasi penyebab masalah    

Anak masih bertanya pada tingkat level C1 : Recall, repetition, berbasiskan buku teks

Dalam Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi  menurut Yoki Ariyana, MT.,  Dr. Ari Pudjiastuti M.Pd., Reisky Bestary, M.Pd. dan Prof. Dr. Zamroni, Ph.D, menyatakan bahwa Konsep Berpikir Tingkat Tinggi Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dalam bahasa umum dikenal sebagai Higher Order Thinking Skill (HOTS) dipicu oleh empat kondisi:

Sebuah situasi belajar tertentu yang memerlukan strategi pembelajaran yang spesifik dan tidak dapat digunakan di situasi belajar lainnya.

Kecerdasan yang tidak lagi dipandang sebagai kemampuan yang tidak dapat diubah, melainkan kesatuan pengetahuan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang terdiri dari lingkungan belajar, strategi dan kesadaran dalam belajar.

Pemahaman pandangan yang telah bergeser dari unidimensi, linier, hirarki atau spiral menuju pemahaman pandangan ke multidimensi dan interaktif.

Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang lebih spesifik seperti penalaran, kemampuan analisis, pemecahan masalah, dan keterampilan berpikir kritis dan kreatif.

Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah Fajar Gunawibawa S.Pd. dan dengan gur wakasek kurikulum dan jugu seorang guru penggerak Agus Irmansyah, S.Pd. muncul permasalahan tersebut diantaranya karena:

Keterampilan berfikir kritis peserta didik belum terasah dikarenakan Pembelajaran masih dengan pola Teacher center dengan metode ceramah dan menggunakan literatur yang terbatas dan sudah dimiliki peserta didik, sehingga timbul perasaan sudah tersedia di buku, tinggal dibaca saja nanti.

Guru dalam dalam menjelaskan materi masih tekstual, dan terpaku pada satu buku sumber, padahal sumber belajar saat ini tersedia dalam berbagai bentuk.

Siswa harus dibiasakan dengan metode diskusi untuk merangsang pola pikir kritis dalam pembelajaran, dalam hal ini pemilihan model pembelajaran perlu diperhatikan, dan salah satu model pembelajaran yang direkomendasikan adalah model Problem Based Learning

Ferianssyah, MPd dosen prodi PKn:

Dosen UNIMED (Universitas Negeri Medan)  Minat Menanya peserta didik rendah:

Skill of learning bisa dikembangkan, bisa dikembangkan dengan pembelajaran pendekatan saintifik, karena dalam pembelajaran pendekatan saintifik  anak harus bertanya.

Keterampilan bertanya tergantung berapa literatur siswa yang dikuasainya sebagai modal awal pengetahuan anak terkait suatu hal, mana yang ideal mana yang tidak ideal  yang akan ditanyakan

Erwin Kurnia Wijaya, M.Pd Direktur Pulpen (Pusat Pelayanan Pendidikan)  Bandung

Untuk mengasah keterampilan HOTS peserta didik, perlunya dibiasakannya program GLS dan semua guru harus menerapkan pembelajarn berbasiskan HOTS

Analisis eksplorasi penyebab masalah

Untuk menjadikan peserta didik memiliki keterampilan berfikir tingkat tinggi dibutuhkan habituasi pembelajaran PKn berbasiskan HOTS yang terencana, sistematis,  berkelanjutan  dan menyeluruh dalam sebuah kebijakan sistem.

Guru harus mengembangkan pembelajara student active learning, pembelajaran tidak berfokus kepada guru namun berfokus kepada peserta didik.

 ===========================

Masalah Yang Telah Di Identifikasi

2        Peserta didik pasif tampak tidak memliki semangat untuk mengikuti PBM PKn

Hasil Ekspolari Penyebab Masalah

Dalam skripsi yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar Siswa Pada Pembelajaran Tematik Di Kelas Iv A Sdit Al-Qur'aniyyah Oleh Mujiati Astuti

Disampaikan Menurut Nana Sudjana dalam Tamiyatun menyebutkan bahwa keaktifan siswa dalam pembelajaran dapat dilihat dari beberapa hal, sebagai berikut :

Ikut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.

Terlibat dalam pemecahan permasalahan.

Mengajukan pertanyaan kepada guru atau siswa lainnya apabila tidak memahami suatu persoalan.

Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan intruksi guru.

Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya.

Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah sejenis.

Menggunakan kesempatan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.

Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah Fajar Gunawibawa S.Pd. dan dengan gur wakasek kurikulum dan jugu seorang guru penggerak Agus Irmansyah, S.Pd. muncul permasalahan tersebut diantaranya karena:

Karena  mereka tidak terbiasa mengemukakan pendapat dan tidak ada ruang bertanya karena terbiasa dengan pbm konvensional 'teacher center".

Ferianssyah, MPd dosen prodi PKn:

Dosen UNIMED (Universitas Negeri Medan) 

Aktifitas belajar yang kurang menarik bagi siswa dikarenakan

guru tidak mempersiapkan model, pendekatan pembelajaran dampaknya membuat guru gagal dalam mengajar,

Paradigma guru masih menjawab soal bukan menjawab persoalan

Starteginya: Diinventarisir kelebihan per individu siswa, kemudian diarahkan sesuai dengan potensi yang dia milikinya.

Siswa pasif karena guru tidak kenal kepada potensi siswanya, siswa dipaksa dengan hal yang mereka ga suka. Ada yang suka seni rupa diarhakan kepada pembelajaran seni rupa.

Analisis eksplorasi penyebab masalah

Peserta didik bisa dikatakan pasif jika yang bersangkutan tidak bisa Ikut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, tidak terlibat dalam pemecahan permasalahan, tidak mengajukan pertanyaan kepada guru atau siswa lainnya apabila tidak memahami suatu persoalan dan setersunya.

=================================

Masalah yang telah diidentifikasi 

3        Pembelajaran pada Mapel PKn kurang mengembangkan pembelajaran berbasiskan numerasi

Hasil ekspolarsi penyebab masalah

          Dalam buku modul berjudul Inspirasi Pembelajaran yang Menguatkan Numerasi Pada Mata Pelajaran IPA, IPS, PJOK, dan Seni Budaya untuk Jenjang Sekolah Menengah Pertama, Kemendikbud 2021

Numerasi juga termasuk kemampuan untuk menganalisis dan menginterpretasi informasi kuantitatif yang terdapat di sekeliling kita yang ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, bagan, dsb.) lalu menggunakan interpretasi hasil analisis tersebut untuk memprediksi dan mengambil keputusan (Kemendikbud, 2017)

Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah Fajar Gunawibawa S.Pd. dan dengan gur wakasek kurikulum dan jugu seorang guru penggerak Agus Irmansyah, S.Pd. muncul permasalahan tersebut diantaranya karena:

Pembelajaran pada mapel PKn kurang mengembangkan pembelajaran berbasiskan numerasi, karena kekurang fahaman konsep dan implementasi pembelajaran berbasiskan numerik oleh guru yang bersangkutan".

Ferianssyah, MPd dosen prodi PKn:

Dosen UNIMED (Universitas Negeri Medan) 

PBM numerasi dalam maple PKn bisa dilakukan dengan membuat grafik dari situasi dilingkunanya, buat grafik "berapa rumah ibadahkan dilingkungannaya" fenomena sosial dijelaskan dengan numerasi, membuat survey sederhana terkait materi yanga ada di PKN...contoh berapa orang yang berpendapat terkait suatu hal ...dan berapa orang yang berpendapat terkait hal lainnya...

Erwin Kurnia Wijaya, M.Pd Direktur Pulpen (Pusat Pelayanan Pendidikan)  Bandung

Penerapan pembejaran numeurik bisa dilakukan di pembelajaran PKN dengan menyajikan grafik, tabel atau diagram materi yang dipelajarinya

Analisis eksplorasi penyebab masalah

Perlunya guru faham dalam menerapkan pembelajaran sosial berbasiskan kepada numerik, numerik bukan hanya sekedar angka-angka saja namun numerik bisa diterapkan dalam bentuk graifik, tabel atau diagram.

=================================

Analisis eksplorasi penyebab masalah

4        Rendahnya minat membaca peserta didik dalam pengayaan  pembelajaran PKn

Masalah yang telah diidentifikasi 

Dalam Jurnal Literat Melalui Presentasi penulis Iis Lisnawati* , Yuni Ertinawati

Dalam pengertian sederhana menurut Mulyati (2010: 135) dan Setiadi (2010: 57)

Literasi diartikan sebagai kemampuan membaca dan menulis sehingga dinyatakan Dirjen Dikdasmen (2016: 8) bahwa kegiatan literasi selama ini identik dengan aktivitas membaca dan menulis. Abidin (2015: 49) pun mengemukakan pendapat yang sama dengan menyatakan bahwa secara tradisional literasi dipandang sebagai kemampuan membaca dan menulis.

Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah Fajar Gunawibawa S.Pd. dan dengan gur wakasek kurikulum dan jugu seorang guru penggerak Agus Irmansyah, S.Pd. muncul permasalahan tersebut diantaranya karena:

Penyebab rendahnya minat membaca peserta didik dalam pengayaan  pembelajaran pkn dikarenaka keterbatasan media baik buku atau digital, juga anak-anak cenderung menunggu apa yang diberikan/diajarkan guru,

Guru tidak menerapkan konsekwensi logis Ketika anak tidak menjalankana apa yang diintruksikan oleh guru.

Juga Sumber literatur yang digunakan terpaku buku siswa dan buku guru.

Guru kurang mengembangkan literatur lain yang mendorong siswa termotivasi untuk membaca sumber yang variatif, baik dari internet atau sumber lainnya...

Erwin Kurnia Wijaya, M.Pd Direktur Pulpen (Pusat Pelayanan Pendidikan)  Bandung

Terkait rendahnya minat membaca peserta didik, hal tersebut butuh pembiasaan terlebih dahulu yang pertama adalah pentingan harus disiapkan pasilitas perpustakaan di sekolahnya beliau menyarankan selain perpusatakaan manual di era sekarang harus disediakan perpusatakaan digital, jika ada keterbatasan gedung atau ruangan bisa memanfaatkan lab komputer untuk perustakaan digital.

Hasil ekspolarsi penyebab masalah

Fasilitas perpusatakaan, sistem yang baik dalam membingkai pelaksanaan GLS di sebuah sekolah adalah salah satu mekanisme yang bisa mensuport kemampuan keterampilan literasi peserta didik.

Model/pendekatan pembelajaran yang membuat peserta didik aktif, berfikir secara kritis juga adalah kegiatan yang bisa mengembangkan kemampuan literasi peserta didik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun