Dalam hal pengelolaan keuangan, gereja memastikan bahwa semua dana yang diterima digunakan sesuai dengan peruntukannya dan dikelola secara transparan.Â
Gereja juga berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memastikan bahwa pemeliharaan bangunan dilakukan sesuai standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan mengikuti prinsip-prinsip pelestarian cagar budaya.
Lesson Learned: Pelestarian Gereja Katedral sebagai Warisan Budaya
Dari perjalanan panjang Gereja Katedral Jakarta, terdapat beberapa pelajaran penting yang dapat diambil terkait pelestarian bangunan bersejarah. Pertama, keterlibatan berbagai pihak, termasuk pemerintah, komunitas gereja, dan masyarakat umum, sangat penting untuk menjaga kelangsungan bangunan bersejarah.Â
Pelestarian bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga komunitas yang menggunakan bangunan tersebut, seperti jemaat gereja.
Kedua, bangunan bersejarah seperti Gereja Katedral Jakarta dapat tetap relevan dengan menjadikannya multifungsi.Â
Selain sebagai tempat ibadah, gereja ini juga berfungsi sebagai objek wisata sejarah dan edukasi, di mana masyarakat dapat belajar tentang sejarah agama dan arsitektur di Indonesia. Dengan memanfaatkan potensi ini, gereja dapat menarik lebih banyak pengunjung dan menciptakan kesadaran akan pentingnya pelestarian warisan budaya.
Ketiga, pentingnya menjaga keseimbangan antara pelestarian dan modernisasi. Meskipun bangunan cagar budaya harus dilestarikan, beberapa penyesuaian dengan teknologi modern dapat dilakukan asalkan tidak merusak keaslian bangunan.Â
Contoh dari hal ini adalah penerapan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas di Gereja Katedral Jakarta, dengan tetap mempertahankan elemen-elemen arsitektur asli.
Kesimpulan
Gereja Katedral Jakarta adalah salah satu warisan budaya paling berharga di Indonesia, yang telah melalui berbagai perubahan dan tantangan selama lebih dari dua abad.Â