Sedang tubuhnya, aku  jijik melihatnya. Apalagi mengingat tubuh itu habis dipakai bercinta dengan Bens. Aku harus segera menyingkirkannya. Tapi bagaimana cara belum terpikirkan sebelumnya.
Aku segera menggambil koper yang lumayan besar cukup untuk meringkukkan tubuh  Evan yang cukup atletis. Aku masukkan tubuh itu ke dalam koper setelah mencopoti semua pakaian yang dia kenakan, biar  orang tidak mudah mengenalinya.
Antara binggung, dan gugup menyerangku. Meski begitu aku harus tampak tenang, membawa koper itu ke bagasi mobil.
Aku arahkan mobil keluar kota, tempat aku melabuhkan tubuh Evan, entah kemana nanti.
Tepat  jam 12 malam jalanan sudah sangat sepi dan gelap aku segera melemparkan koper itu dari atas jembatan sebuah sungai di pinggiran kota. Aku berharap hujan turun dengan deras, air sungai meluap membawa koper itu ke laut. Selamat berlayar Evanku sayang... Maafkan aku yang sangat mencintaimu.
Kudus, 6 April 2019
Salam fiksi
Dinda Pertiwi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H