Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Senyummu Hanya Untukku, Evan

6 April 2019   14:56 Diperbarui: 6 April 2019   15:18 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pixabay.com/id/photos/emosi-pria-bahagia-sedih-wajah-371238/

Tak heran bukan hanya perempuan-perempuan cantik yang berusaha mendekati Evan, banyak juga lelaki--lelaki flamboyant yang ingin juga menikmati kehangatan cintanya.

Bodohnya aku yang sangat percaya padanya.Karena itu aku selalu menuruti segala keinginannya. Aku pikir dia cinta hanya untukku saja, seperti halnya aku. Tapi aku masih penasaran sedang apa dia bersama Bens. Dimana dia sekarang.

Aku segera meninggalkan rumah makan, dan ingin mengejar dimana mereka berdua berada. Aku seperti kehilangan jejak Evanku.

Aku menyetir bak orang kesetanan, kearah luar kota, namun semakin jauh perjalanan, aku merasa semakin jauh dengan Evanku. Aku segera membelokkan mobil dan kembali ke kotaku. Dengan keletihan yang sangat aku menyetir dengan pelan-pelan memperhatikan setiap apa saja melintas, menengok sebentar ke hotel- hotel yang aku lewati. Hasilnya nihil, mobil Bens tak  ada kelihatan,

Aku benar-benar capek, marah dan dongkol. Maka aku putuskan untuk pulang saja. Di rumah aku masih berusaha menghubungi Evan, baik lewat telpon, Whatsapp maupun massanger FB nya. Semuanya nihil. Evan  bak ditelan bumi. Atau ditelan Bens lebih tepatnya.

Kemarahanku luar biasa. Aku sangat kecewa. Aku merasa dipecundangi.

Aku hanya untuk sapi perahan buat Evan. Namun semua segera beralih menjadi rindu yang sangat menggebu-nggebu. Bagaimana Evan memperlakukan aku selama ini, dia begitu sayang padaku.

Apa pun yang aku mau darinya pasti dia lakukan. Bagaimana dia membuatkan nasi goreng seafood  kesukaanku, bagaimana rajin membesihkan tubuhku kalau kita habis bercinta. Dalam bercinta dia sangat mengutamakan kepuasanku daripada memikirkan apa dia orgasme atau tidak. Evan yang setiap jengkal tubuhnya selalu enak aku nikmati. Untuk itulah aku selalu memberikan pada barang-barang mewah untuk keperluannya, dan perawatan mahal untuk tubuhnya di salon ternama langganan kami.

Evan aku sangat merindukanmu...kamu dimana? Apa yang kurang dariku, sehingga kau tega berpaling. Kenapa kau tidak mengatakan bila ada yang kurang dengan diriku.

Tiba-tiba saja kemarahanku datang lagi. Entah setan dari mana, tiba-tiba aku bangkit, mengampil Mandau yang lama aku simpan di gudang. Mandau pemberian seseorang ketika aku bertugas di suatu daerah di Kalimantan.

Aku menemukannya, masih ada dalam sarungnya yang sudah berdebu di atas almari. Aku segera memastikan apakah Mandau ini masih tajam untuk menebas sesuatu. Aku mengasah berkali-kali Mandau ini, aku yakin sudah tajam, tajam sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun