Pertama kali aku menginjakkan kaki di kota ini, tepatnya di Provinsi Jawa Timur. Alhamdulillah... Berangkat dari Gambir jam 16:00 WIB kemarin, baru sampai di kota ini pukul 12:00 WIB.Â
Berapa jam itu? Dengan waktu tempuh hampir 20 jam menggunakan moda transportasi umum kereta api. Dengan jarak tempuh 907 km, perhitungan 11 jam-an seharusnya sudah sampai.Â
Agak dagdigdugder juga ketika Kereta Gajayana berhenti lumayan lama di Cirebon. Â Ada perasaan was-was juga, mengingat tahun 2011 Gajayana pernah dibajak oleh 3 orang tak dikenal menuju ke Gambir lagi. Syukurlah, berbekal restu orang tua sebagai anak rumahan yang baru pertama kali pergi jauh dari Tangerang menuju kota dekat dengan kampung halaman. Biasanya kalo pergi jauh begini, aku sekeluarga ke rumah nenek di Ngawi.Â
Saat penukaran e-ticket di loket, aku mengingat nama Gajayana ini sudah tidak asing. Aku baru pertama kali pula ke luar kota menggunakan kereta api. Biasanya keluarga kami selalu menggunakan bus Antor Kota Antar Provinsi (AKAP) Rosalia Indah. Â Kebetulan perjalanan ke luar kota kali ini disponsori oleh keuntungan dari penjualan pulsa selama 2 tahun.
Jejak Gajayana di NusantaraÂ
Berbicara masalah Gajayana, nama ini mengandung makna kebesaran tersendiri. Setahuku, Gajayana adalah salah seorang Raja dari Kerajaan Kanjuruhan yang sangat dicintai oleh Brahmana dan rakyatnya yang membawa ketentraman seluruh negeri. Sang Liswa dair Kanjuruhan yang dikenal dengan gelar Gajayanalingga Jagatnata atau Gajayana.Â
Setelah ditelusuri ternyata kereta ini mulai mengantarkan segala penumpang membawa kebahagiaan kepada sanak keluarga dan berwisata melepas penat manusia sejak 28 Oktober 1999.Â
Wow.. sudah 21 tahun Kereta Gajayana bersama dengan nusantara ini. Suka duka selama 21 tahun di nusantara pernah dirasakan. Mulai dari insiden force majeure berupa kecelakaan hingga pembajakan gelap yang terjadi. Itu semua sudah menjadi bagian yang terus dilalui menuju masa kejayaannya sekarang di moda transportasi yang membantu banyak kalangan di nusantara.
Nama Gajayana yang lekat dengan Kerajaan Kanjuruhan yang berpusat di Malang. Prasasati Dinoyo, Candi Badut dan Candi Wurung menjadi bukti tertulis keberadaan kerajaan ini sezaman dengan Kerajaan Tarumanegara sekitar abad 8 SM. Dilansir dari situsÂ
https://www.gurupendidikan.co.id/sejarah-kerajaan-kanjuruhan/ , isi Prasasi Dinoyo itu yang tertulis candrasengkala yang berbunyi : Nayama Vayu Rasa 682 Caka =760M.