Mohon tunggu...
Sri Patmi
Sri Patmi Mohon Tunggu... Penulis - Bagian Dari Sebuah Kehidupan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah Bagian dari Self Therapy www.sripatmi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen Sri Patmi: Berlabuh di Geladak Kapal Dharma Kencana II

7 Desember 2020   15:49 Diperbarui: 7 Desember 2020   16:00 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kasian sekali wanita itu, baru pertama kali ke Jakarta sudah kecopetan. Tapi kenapa dia bisa gitu ya? mengorbankan semuanya demi orang yang baru ia kenal. Ia ke Jakarta hanya bermodalkan keyakinan dan tekad untuk mempertemukan orang ia cari. Ya Allah, Kumohon lindungilah Malika dimanapun ia berada, aku tahu ia wanita yang baik dan tulus. Mungkin perasaanku ini salah, aku baru mengenalnya dan aku menyukainya. Ya Allah, jika memang ia jodohku, maka dekatkan dan biarkanlah aku bersatu dengannya. aamiin.

Dari seorang wanita yang baru saja kukenal di Dharma Kencana II, aku belajar memaknai hidup.

Setelah 3 jam perjalanan, akhirnya aku sampai di kampung halamanku tercinta. Aku sangat merindukan Bapak dan Ibuku, disinilah mereka membesarkanku dengan penuh kasih sayang dan perjuangan yang sangat panjang.

"Assalamu'alaikum".

"Walaikum salam"

Jantungku berdebar begitu kencang, rasanya aku sudah tak dapat membendung kerinduanku ini pada pada orang tuaku. Pintu rumah mulai terbuka perlahan.

"Ibu (Memeluk ibu dengan erat dan air mata yang berlinang). Aku sangat merindukan ibu, aku sayang sama ibu"

Aku sadar, aku memiliki banyak salah dan dosa pada ibuku. Dengan efek refleks yang luar biasa, aku berlutut dan mencium kaki ibuku.

"Ibu, maafin Gandi, bu. Gandi banyak salah dan dosa sama ibu. Gandi minta maaf, bu. Ibu, Gandi minta maaf, Gandi sayang sama ibu".

"Sudah nak, ibu sudah memaafkan kamu. Ibu senang sekali kamu pulang, nak".

"Iya bu, Gandi kangen sama ibu. Bapak mana, bu?".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun