Refrensi 1 :
Dalam jurnal "MEMAHAMI TEORI PEMBELAJARAN KOGNITIF DAN
KONSTRUKTIVISME SERTA PENERAPANNYA"
Yang diterbitkan oleh :
Bakhrudin All Habsy1,Jerry Sheva Christian2,
Syifa'ul Ummah Salsabila Putri M3, Unaisah4
Menjelaskan bahwasanya .....
Dalam implementasi teori kognitif dan konstruktivisme dalam pembelajaran, terdapat
sejumlah poin penting yang perlu diperhatikan. Teori kognitif menekankan perkembangan
kognitif individu, mengaitkan pengalaman dengan pengetahuan baru, dan pembelajaran yang
bermakna. Kelebihan teori kognitif antara lain mendorong kreativitas siswa, meningkatkan
daya ingat, dan memberikan fleksibilitas dalam pembelajaran. Namun, kekurangan meliputi kurang komprehensif untuk semua tingkat pendidikan dan terlalu menekankan pada
kemampuan memori.
Sementara itu, konstruktivisme memandang pembelajaran sebagai proses sosial dinamis di
mana siswa menciptakan makna dari pengalaman mereka. Kelebihan konstruktivisme
termasuk siswa yang lebih aktif dan kreatif, pembelajaran yang lebih bermakna, dan
kebebasan siswa untuk mengaitkan pengetahuan dari berbagai sumber. Kekurangan meliputi
konsep pembelajaran yang tidak selalu konseptual, peran guru yang lebih kompleks, dan
penilaian yang memerlukan pertimbangan berbagai perspektif siswa.
Dalam keseluruhan, implementasi kedua teori ini menuntut peran guru sebagai pembimbing
aktif, siswa yang proaktif dalam menciptakan pengetahuan, dan pembelajaran yang relevan
dengan pengalaman hidup siswa. Menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif dan
bervariasi membutuhkan integrasi elemen dari berbagai teori belajar dan perhatian terhadap
kebutuhan individual siswa.
Refrensi 2 :
Dalam jurnal Teori Kognitif dan Implikasinya Dalam Proses Pembelajaran Individu
yang diterbitkan oleh :
Eran Wandani1,Neng Shufi Sufhia2, Neni Eliawati3,Imas Masitoh4
Berdasarkan
teori kognitif yang dikemukakan oleh Piaget, terdapat dua hal penting yang dapat dipahami.
Pertama, individu dapat mengembangkan pengetahuannya sendiri melalui interaksi dengan
lingkungan yang terus-menerus. Proses ini melibatkan adaptasi dan pengorganisasian
lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam struktur kognitif individu serta
perkembangan pengetahuan dan pemahaman mereka. Individu juga mampu memodifikasi
pengalaman yang diperoleh untuk menciptakan pengetahuan dan temuan baru. Oleh karena
itu, pendidikan bukan hanya tentang mentransfer pengetahuan, tetapi juga merangsang
individu untuk mengembangkan pengetahuan dan temuan baru. Kedua, penting untuk
mengindividualisasi pendekatan pembelajaran sesuai dengan tahap perkembangan kognitif
individu. Setiap tahap perkembangan kognitif memiliki karakteristik yang berbeda, dan
pembelajaran akan lebih berhasil jika disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif
peserta didik.
Terkait dengan teori belajar J.S. Bruner, terdapat beberapa hal penting yang perlu
diperhatikan dalam pembelajaran. Pertama, pembelajaran harus melibatkan partisipasi aktif
individu dan memperhatikan perbedaan individual. Individu perlu diberi kesempatan untuk
mengorganisasi pengalaman dan pembelajaran mereka sendiri, serta menemukan dan
mengembangkan konsep, teori, dan prinsip melalui contoh-contoh dalam kehidupan mereka.
Oleh karena itu, lingkungan pembelajaran harus menciptakan dukungan bagi individu untuk
melakukan eksplorasi dan menemukan gagasan-gagasan baru. Kedua, peran guru dalam
pembelajaran adalah sebagai tutor, fasilitator, motivator, dan evaluator. Guru tidak
mengendalikan sepenuhnya proses pembelajaran, tetapi mengarahkan pembelajaran pada penemuan dan pemecahan masalah. Penilaian hasil belajar meliputi pemahaman konsep dasar
dan penerapannya dalam situasi baru.
Refrensi 3 :
Dalam jurnal PROSES PEMAHAMAN KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN PADA SISWA
Yang ditulis oleh :
Tony1Â ,Partono Nyanasuryanadi2Â ,Budi Utomo3
Perkembangan kognitif mengacu pada proses perubahan pemikiran, perilaku, danÂ
keterampilan berbahasa individu. Meliputi beberapa tahapan, antara lain tahap sensorimotor, praÂ
operasional, operasional, dan operasional formal. Setiap tahapan memiliki karakteristik unikÂ
yang mempengaruhi pembelajaran dan pengumpulan data. Belajar adalah proses berkelanjutanÂ
yang dipengaruhi oleh pengalaman, seperti pengajaran, pembelajaran instrumental, manajemen,Â
dan pembelajaran sosial. Pembelajaran instrumental digunakan ketika individu termotivasiÂ
untuk belajar atau mengatasi tantangan
Proses kognitif melibatkan berbagai aspek yang membantu individu memahami danÂ
berinteraksi dengan lingkungannya. Aspek pertama adalah pikiran, yang terdiri dari lima aspekÂ
utama: pikiran, pikiran, pikiran, pikiran, pikiran, dan pikiran. Masing-masing aspek iniÂ
memerlukan suatu objek, seperti pikiran, pikiran, tubuh, perasaan, atau pikiran. Proses javana,Â
yang melibatkan proses kognitif pada lingkup indra, biasanya terjadi tujuh atau enam kali,Â
dengan proses yang lebih lemah terjadi pada saat kematian. Proses javana terakhir hanya terjadiÂ
lima kali karena lemahnya pondasi hati.
 Refrensi 4:Â
Dalam jurnal Implementasi Teori Kognitif Sosial Bandura Melalui Media Video Animasi Cerita
Rakyat Bali Untuk Meningkatkan Pendidikan Moral Siswa Kelas V Sekolah Dasar
Yang diterbitkan oleh:
Ni Nyoman Suantini1, Ni Ketut Suarni1,I Gede Margunayasa1
Teori kognitifÂ
sosial Bandura dapat diguna- kan sebagai salah
satu paradigma dalam mengop- timalkan fungsiÂ
dan peran sekolah sebagai basis pengembangan
budaya, literasi sains, dan pember- dayaanÂ
masyarakat. Implementasi teori kognitif sosialÂ
Bandura dapat dilakukan dengan beberapa cara,
di antaranya adalah dengan penyiapan profilÂ
kepemimpinan guru yang layak ditiru, adopsiÂ
kultur lokal dengan segala kandungan nilainya,Â
penciptaan iklim kolaboratif dalam pembelajaran,Â
serta penguatan self-efficacy pada peserta didik.Â
Penguatan self-efficacy membutuhkan tindakan-
tindakan penguatan (reinforcement). Upaya iniÂ
dapat memperkokoh respons peserta didik dalamÂ
belajar apalagi diterapkan dengan menggunakanÂ
media yang inovatif yakni media video animasiÂ
cerita rakyat Bali. Prinsip teori kognitif sosialÂ
Bandura fokus pada penguatan hubungan diÂ
antara tiga komponen pembelajaran, yaituÂ
lingkungan, perilaku, dan faktor-faktor personalÂ
dalam diri peserta didik. Inti belajar adalah prosesÂ
observasi dan analisis konsekuensi terhadapÂ
perilaku model. Terjadinya perkembanganÂ
perilaku, kepercayaan diri, dan motivasi akan
memudahkan peserta didik mencapai prestasiÂ
secara lebih optimal. Penca- paian prestasi belajarÂ
peserta didik yang optimal menjadikan sekolahÂ
sukses dalam menjalankan fungsi, peran, danÂ
tanggungjawabnya terhadap masyarakat, bangsa,Â
dan negara.
Refrensi 5 :
Dalam jurnal Hubungan Perkembangan Kognitif Peserta Didik
Dengan Proses Belajar
Yang diterbitkan oleh:
Anak Agung Ngurah Bayu Artawijaya1, Ni Made Saptiari2
pendidik harus mampu mengenali karakteristik pesertaÂ
didik dan gaya belajar siswa. Peningkatan dalam kemampuan kognitif adalah salah satuÂ
indikator seberapa baik seorang anak belajar. Pemahaman dan pengetahuan adalah halÂ
mendasar dalam pertumbuhan seorang siswa, dan perkembangan kognitif hanya salahÂ
satu aspek dari proses yang lebih besar ini. Proses mental yang terkait dengan melihat,Â
berpikir, mengingat, dan berkomunikasi semuanya merupakan bagian dari perkembanganÂ
kognitif. Pengetahuan, keterampilan dalam memecahkan masalah, dan kemampuan
merencanakan masa depan dapat ditingkatkan melalui pengolahan informasi. Oleh karenaÂ
itu, sangat penting bagi pendidik untuk bekerja pada kemampuan kognitif siswa sertaÂ
mengembangkan keterampilan dasar untuk pembelajaran aktif, yang pada akhirnyaÂ
mendorong perkembangan dalam domain psikologis lainnya pada siswa.
Refrensi 6 :
dalam jurnal IMPLIKASI TEORI PSIKOLOGI KOGNITIF DALAM
PROSES BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Yang diterbitkan oleh:
Ina Magdalena1, Aan Nurchayati2, Nur Uyun3, Gresia Tuto Rean4
Belajar kognitif memandang belajar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi,
terutama unsur pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar.
Aktivitas belajar pada diri manusia ditekankan pada proses internal berpikir, yakni proses
pengolahan informasi. Teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar yang merupakan
suatu proses terjadinya dalam akal pikiran manusia. Teori belajar kognitif adalah teori belajar
pengolahan informasi dan teori belajar kontruktivisme. Dari pembahasan teori belajar
kognitif dapat disimpulkan bahwa Pandangan teori belajar kognitif adalah Elemen terpenting
dalam proses belajar adalah pengetahuan yang dimiliki oleh tiap individu. Perilaku manusia
tidak ditentukan oleh stimulus yang berada di luar dirinya, melainkan oleh faktor yang ada
pada dirinya sendiri. Belajar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi terutama
pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar. Dengan kata
lain, aktivitas belajar manusia ditentukan pada proses internal dalam berpikir yakni
pengolahan informasi. Belajar pada asasnya adalah peristiwa mental, bukan peristiwa
behavioral yang bersifat jasmaniah, meskipun hal-hal yang bersifat behavioral tampak lebih
nyata hampir di setiap peristiwa belajar siswa. Teori belajar kognitif lebih menekankan arti
penting proses internal, mental manusia. Tingkah laku manusia yang tampak, tidak dapat
diukur dan diterangkan tanpa melibatkan proses mental, seperti motivasi, kesengajaan,
keyakinan, dan sebagainya. tokoh-tokoh teori belajar kognitif adalah 1) Piagiet, 2) Ausubel,
dan 3) Bruner
Refrensi 7 :
Dalam jurnal TEORI BELAJAR KOGNITIVISTIK DAN IMPLIKASINYA DALAM PROSES
PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR
Yang diterbitkan oleh:
Syaipul Pahru1, Munawir Gazali2, Made Ayu Pransisca3 ,Ahmad Dedi Marzuki4,Nopi Nurpitasari5
Teori kognitivistik merupakan suatu
teori belajar yang menekankan proses
belajar dari pada hasil. Secara umum
pandangan kognitifisme bahwa belajar
ataupun pembelajaran merupakan proses
yang fokus pada proses membangun
ingatan, penyimpanan informasi,
pengolahan informasi, emosi dan aspek-
aspek yang berhubungan dengan
intelektualitas. Sehingga belajar adalah
kegiatan yang melibatkan proses berpiki
yang sangat kmpleks dan komprhensif.
Ciri-ciri kognitivisme antara lain
adalah 1) menekankan apa yang ada pada
diri manusia; 2) menekankan seluruh
bagian; 3) menekankan peranan kognitif; 4)
mefokuskan situasi dan kondisi saat ini; 5)
menekankan struktur kognitif. Teori
kognitif dikembangkan Ausubel, dan
Gagne. Kedua tokoh ini memiliki gaya
penyampaina kognitif yang bermacam-
macama. Ausubel mengatakan proses
kognitif terjadi Advanced organizer
(pengaturan awal), progressive
differentiation, Reconcilasi reconciliation
(integrative reconciliation), konsolidasi.
Robert M. Gagne menyebutkan bahwa
proses kognitif terjadi melalui reseptor,
sensory register, short-term memory,
longterm memory, dan respose generator.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H