Mohon tunggu...
Sri Naluri
Sri Naluri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Islam Syarifuddin (UNISYA)

Hobi saya traveling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Kognitif dan Implikasinya Dalam Proses Pembelajaran Individu

22 Desember 2024   12:24 Diperbarui: 22 Desember 2024   12:24 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Refrensi 1 :

Dalam jurnal "MEMAHAMI TEORI PEMBELAJARAN KOGNITIF DAN
KONSTRUKTIVISME SERTA PENERAPANNYA"
Yang diterbitkan oleh :
Bakhrudin All Habsy1,Jerry Sheva Christian2,
Syifa'ul Ummah Salsabila Putri M3, Unaisah4

Menjelaskan bahwasanya .....

Dalam implementasi teori kognitif dan konstruktivisme dalam pembelajaran, terdapat

sejumlah poin penting yang perlu diperhatikan. Teori kognitif menekankan perkembangan

kognitif individu, mengaitkan pengalaman dengan pengetahuan baru, dan pembelajaran yang

bermakna. Kelebihan teori kognitif antara lain mendorong kreativitas siswa, meningkatkan

daya ingat, dan memberikan fleksibilitas dalam pembelajaran. Namun, kekurangan meliputi kurang komprehensif untuk semua tingkat pendidikan dan terlalu menekankan pada
kemampuan memori.
Sementara itu, konstruktivisme memandang pembelajaran sebagai proses sosial dinamis di
mana siswa menciptakan makna dari pengalaman mereka. Kelebihan konstruktivisme
termasuk siswa yang lebih aktif dan kreatif, pembelajaran yang lebih bermakna, dan
kebebasan siswa untuk mengaitkan pengetahuan dari berbagai sumber. Kekurangan meliputi
konsep pembelajaran yang tidak selalu konseptual, peran guru yang lebih kompleks, dan
penilaian yang memerlukan pertimbangan berbagai perspektif siswa.
Dalam keseluruhan, implementasi kedua teori ini menuntut peran guru sebagai pembimbing
aktif, siswa yang proaktif dalam menciptakan pengetahuan, dan pembelajaran yang relevan
dengan pengalaman hidup siswa. Menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif dan
bervariasi membutuhkan integrasi elemen dari berbagai teori belajar dan perhatian terhadap
kebutuhan individual siswa.

Refrensi 2 :

Dalam jurnal Teori Kognitif dan Implikasinya Dalam Proses Pembelajaran Individu

yang diterbitkan oleh :
Eran Wandani1,Neng Shufi Sufhia2, Neni Eliawati3,Imas Masitoh4

Berdasarkan
teori kognitif yang dikemukakan oleh Piaget, terdapat dua hal penting yang dapat dipahami.
Pertama, individu dapat mengembangkan pengetahuannya sendiri melalui interaksi dengan
lingkungan yang terus-menerus. Proses ini melibatkan adaptasi dan pengorganisasian
lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam struktur kognitif individu serta
perkembangan pengetahuan dan pemahaman mereka. Individu juga mampu memodifikasi
pengalaman yang diperoleh untuk menciptakan pengetahuan dan temuan baru. Oleh karena
itu, pendidikan bukan hanya tentang mentransfer pengetahuan, tetapi juga merangsang
individu untuk mengembangkan pengetahuan dan temuan baru. Kedua, penting untuk
mengindividualisasi pendekatan pembelajaran sesuai dengan tahap perkembangan kognitif
individu. Setiap tahap perkembangan kognitif memiliki karakteristik yang berbeda, dan
pembelajaran akan lebih berhasil jika disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif
peserta didik.
Terkait dengan teori belajar J.S. Bruner, terdapat beberapa hal penting yang perlu
diperhatikan dalam pembelajaran. Pertama, pembelajaran harus melibatkan partisipasi aktif
individu dan memperhatikan perbedaan individual. Individu perlu diberi kesempatan untuk
mengorganisasi pengalaman dan pembelajaran mereka sendiri, serta menemukan dan
mengembangkan konsep, teori, dan prinsip melalui contoh-contoh dalam kehidupan mereka.
Oleh karena itu, lingkungan pembelajaran harus menciptakan dukungan bagi individu untuk
melakukan eksplorasi dan menemukan gagasan-gagasan baru. Kedua, peran guru dalam
pembelajaran adalah sebagai tutor, fasilitator, motivator, dan evaluator. Guru tidak
mengendalikan sepenuhnya proses pembelajaran, tetapi mengarahkan pembelajaran pada penemuan dan pemecahan masalah. Penilaian hasil belajar meliputi pemahaman konsep dasar

dan penerapannya dalam situasi baru.

Refrensi 3 :

Dalam jurnal PROSES PEMAHAMAN KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN PADA SISWA

Yang ditulis oleh :

Tony1 ,Partono Nyanasuryanadi2 ,Budi Utomo3

Perkembangan kognitif mengacu pada proses perubahan pemikiran, perilaku, dan 

keterampilan berbahasa individu. Meliputi beberapa tahapan, antara lain tahap sensorimotor, pra 

operasional, operasional, dan operasional formal. Setiap tahapan memiliki karakteristik unik 

yang mempengaruhi pembelajaran dan pengumpulan data. Belajar adalah proses berkelanjutan 

yang dipengaruhi oleh pengalaman, seperti pengajaran, pembelajaran instrumental, manajemen, 

dan pembelajaran sosial. Pembelajaran instrumental digunakan ketika individu termotivasi 

untuk belajar atau mengatasi tantangan

Proses kognitif melibatkan berbagai aspek yang membantu individu memahami dan 

berinteraksi dengan lingkungannya. Aspek pertama adalah pikiran, yang terdiri dari lima aspek 

utama: pikiran, pikiran, pikiran, pikiran, pikiran, dan pikiran. Masing-masing aspek ini 

memerlukan suatu objek, seperti pikiran, pikiran, tubuh, perasaan, atau pikiran. Proses javana, 

yang melibatkan proses kognitif pada lingkup indra, biasanya terjadi tujuh atau enam kali, 

dengan proses yang lebih lemah terjadi pada saat kematian. Proses javana terakhir hanya terjadi 

lima kali karena lemahnya pondasi hati.

 Refrensi 4: 

Dalam jurnal Implementasi Teori Kognitif Sosial Bandura Melalui Media Video Animasi Cerita

Rakyat Bali Untuk Meningkatkan Pendidikan Moral Siswa Kelas V Sekolah Dasar

Yang diterbitkan oleh:

Ni Nyoman Suantini1, Ni Ketut Suarni1,I Gede Margunayasa1

Teori kognitif 

sosial Bandura dapat diguna- kan sebagai salah

satu paradigma dalam mengop- timalkan fungsi 

dan peran sekolah sebagai basis pengembangan

budaya, literasi sains, dan pember- dayaan 

masyarakat. Implementasi teori kognitif sosial 

Bandura dapat dilakukan dengan beberapa cara,

di antaranya adalah dengan penyiapan profil 

kepemimpinan guru yang layak ditiru, adopsi 

kultur lokal dengan segala kandungan nilainya, 

penciptaan iklim kolaboratif dalam pembelajaran, 

serta penguatan self-efficacy pada peserta didik. 

Penguatan self-efficacy membutuhkan tindakan-

tindakan penguatan (reinforcement). Upaya ini 

dapat memperkokoh respons peserta didik dalam 

belajar apalagi diterapkan dengan menggunakan 

media yang inovatif yakni media video animasi 

cerita rakyat Bali. Prinsip teori kognitif sosial 

Bandura fokus pada penguatan hubungan di 

antara tiga komponen pembelajaran, yaitu 

lingkungan, perilaku, dan faktor-faktor personal 

dalam diri peserta didik. Inti belajar adalah proses 

observasi dan analisis konsekuensi terhadap 

perilaku model. Terjadinya perkembangan 

perilaku, kepercayaan diri, dan motivasi akan

memudahkan peserta didik mencapai prestasi 

secara lebih optimal. Penca- paian prestasi belajar 

peserta didik yang optimal menjadikan sekolah 

sukses dalam menjalankan fungsi, peran, dan 

tanggungjawabnya terhadap masyarakat, bangsa, 

dan negara.

Refrensi 5 :

Dalam jurnal Hubungan Perkembangan Kognitif Peserta Didik

Dengan Proses Belajar

Yang diterbitkan oleh:

Anak Agung Ngurah Bayu Artawijaya1, Ni Made Saptiari2

pendidik harus mampu mengenali karakteristik peserta 

didik dan gaya belajar siswa. Peningkatan dalam kemampuan kognitif adalah salah satu 

indikator seberapa baik seorang anak belajar. Pemahaman dan pengetahuan adalah hal 

mendasar dalam pertumbuhan seorang siswa, dan perkembangan kognitif hanya salah 

satu aspek dari proses yang lebih besar ini. Proses mental yang terkait dengan melihat, 

berpikir, mengingat, dan berkomunikasi semuanya merupakan bagian dari perkembangan 

kognitif. Pengetahuan, keterampilan dalam memecahkan masalah, dan kemampuan

merencanakan masa depan dapat ditingkatkan melalui pengolahan informasi. Oleh karena 

itu, sangat penting bagi pendidik untuk bekerja pada kemampuan kognitif siswa serta 

mengembangkan keterampilan dasar untuk pembelajaran aktif, yang pada akhirnya 

mendorong perkembangan dalam domain psikologis lainnya pada siswa.

Refrensi 6 :

dalam jurnal IMPLIKASI TEORI PSIKOLOGI KOGNITIF DALAM

PROSES BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Yang diterbitkan oleh:

Ina Magdalena1, Aan Nurchayati2, Nur Uyun3, Gresia Tuto Rean4

Belajar kognitif memandang belajar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi,

terutama unsur pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar.

Aktivitas belajar pada diri manusia ditekankan pada proses internal berpikir, yakni proses

pengolahan informasi. Teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar yang merupakan

suatu proses terjadinya dalam akal pikiran manusia. Teori belajar kognitif adalah teori belajar

pengolahan informasi dan teori belajar kontruktivisme. Dari pembahasan teori belajar

kognitif dapat disimpulkan bahwa Pandangan teori belajar kognitif adalah Elemen terpenting

dalam proses belajar adalah pengetahuan yang dimiliki oleh tiap individu. Perilaku manusia

tidak ditentukan oleh stimulus yang berada di luar dirinya, melainkan oleh faktor yang ada

pada dirinya sendiri. Belajar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi terutama

pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar. Dengan kata

lain, aktivitas belajar manusia ditentukan pada proses internal dalam berpikir yakni

pengolahan informasi. Belajar pada asasnya adalah peristiwa mental, bukan peristiwa

behavioral yang bersifat jasmaniah, meskipun hal-hal yang bersifat behavioral tampak lebih

nyata hampir di setiap peristiwa belajar siswa. Teori belajar kognitif lebih menekankan arti

penting proses internal, mental manusia. Tingkah laku manusia yang tampak, tidak dapat

diukur dan diterangkan tanpa melibatkan proses mental, seperti motivasi, kesengajaan,

keyakinan, dan sebagainya. tokoh-tokoh teori belajar kognitif adalah 1) Piagiet, 2) Ausubel,

dan 3) Bruner

Refrensi 7 :

Dalam jurnal TEORI BELAJAR KOGNITIVISTIK DAN IMPLIKASINYA DALAM PROSES

PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

Yang diterbitkan oleh:

Syaipul Pahru1, Munawir Gazali2, Made Ayu Pransisca3 ,Ahmad Dedi Marzuki4,Nopi Nurpitasari5

Teori kognitivistik merupakan suatu

teori belajar yang menekankan proses

belajar dari pada hasil. Secara umum

pandangan kognitifisme bahwa belajar

ataupun pembelajaran merupakan proses

yang fokus pada proses membangun

ingatan, penyimpanan informasi,

pengolahan informasi, emosi dan aspek-

aspek yang berhubungan dengan

intelektualitas. Sehingga belajar adalah

kegiatan yang melibatkan proses berpiki

yang sangat kmpleks dan komprhensif.

Ciri-ciri kognitivisme antara lain

adalah 1) menekankan apa yang ada pada

diri manusia; 2) menekankan seluruh

bagian; 3) menekankan peranan kognitif; 4)

mefokuskan situasi dan kondisi saat ini; 5)

menekankan struktur kognitif. Teori

kognitif dikembangkan Ausubel, dan

Gagne. Kedua tokoh ini memiliki gaya

penyampaina kognitif yang bermacam-

macama. Ausubel mengatakan proses

kognitif terjadi Advanced organizer

(pengaturan awal), progressive

differentiation, Reconcilasi reconciliation

(integrative reconciliation), konsolidasi.

Robert M. Gagne menyebutkan bahwa

proses kognitif terjadi melalui reseptor,

sensory register, short-term memory,

longterm memory, dan respose generator.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun