1. Keserasian  hubungan  antara  pemerintah dan rakyat berdasarkan atas kerukunan:
2. Hubungan fungsional  yang proforsional antara kekuasaan-kekuasaan negara;
3. Penyelesaian  sengketa  secara  musyawarah dan  peradilan  merupakan sarana terakhir musyawarah gagal,
4.  Keseimbangan antara  hak  dan  kewajiban.
Disamping keunggulan yang dimiliki negara kesejahteraan juga memiliki kelemahan, yaitu
 1.  Dari segi  manajemen kebijakan pemerintah  yang  mengarah  pada  kesejahteran  ini  ditandai dengan besarnya peran negara yang  tercermin dengan banyaknya  BUMN  (Badan  Usaha Milik Negara), dengan  demikian  birokrasi sangat kuat;
2. Dalam  hal  keadaan yang genting  atau munculnya persoalan secara tiba-tiba administrasi negara dalam  mengarnbil kebijakan  lehih  mengutamakan  moral dari pada hukum;
3. Dengan  Freies Ermassen. kemungkinan terjadi tindak sewenang-wenang dari adrninistrasi  negara  dalam  mengeluarkan  kebijakan yang  tidak  berpihak kepada kepentingan publik.
Berdasarkan  keunggulan  dan   kelemahan yang dirniliki oleh konsep negara kesejahteraan tersebut di atas, maka  kami berpendapat bahwa disamping peranan hukum administrasi negara yang sangat penting dalam  membatasi kebebasan yang diberikan  kepada  administrasi  negara dalam mengambil  kebijakan-kebijakan publik  juga harus  memperhatikan azas-azas pernerintahan yang baik; pertama, Pemberian Freies Ermessen kepada  administrasi  negara,  mengakibatkan terjadinya  perluasan  kekuasaan  yang  dimiliki  administrasi  negara di  dalam  menjalankan  pemerintahan;  Kedua,  Ekstensi hukum administrasi negara sangat  kokoh, penting  dan dibutuhkan  dalam  hubungan antara  kekuasaan  (Administrasi  Negara) dengan  Frcies  Ermessen;  Ketiga,  Ekstensi hukum  adrninistrasi  negara setidak-tidaknya  tercerrnin  dalam  tiga  hal  :  1 ).  hukurn adrninistrasi negara  memberi  argurnentasi dan  landasan  yuridis kepada  adrninistrasi negara  untuk  mengambil  keputusan  atas inisiatif  sendiri,  2).  hukum  administrasi negara  mempertegas  bahwa  Freies  Ermessen merupakan  konsekuensi  logis yang mutlak harus dipenuhi dalam  penyelenggaraan fungsi service public  3). hukum  administrasi negara memberikan kepastian hukum   terhadap  perluasan  kekuasaan yang dimiliki  administrasi negara dikarenakan  Freies  Ermessen; 4)  Supaya Freies  Ermessen  dapat di  tolerir  menurut hukum administrasi negara, maka selain memenuhi  azas  legalitas (Wetmatifheid) dan azaz yuriditas (Rechtmatigheid), administrasi negara harus harus dipenuhi tiga tolak ukur yaitu : 1). tidak  melanggar atau  menyimpangi  ketaatan  yang  dianut  dalam hirarkhi   peraturan  perundang-undangan. 2).  tidak  melanggar  hak  dan  kewajiban azasi  masyarakat.  3). dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan urnum;  5) Dalam  suatu  negara  kesejahteraan  (Welfare State)  intevensi  negara  dalam  sector kehidupan masyarakat tidak dapat dihindari  lagi  karena  negara  dituntunt bersifat aktif dalam  upaya  meningkatkan kesejahteraan dan keadilan bagi masyarkat Indonesia.
Daftar Pustaka
- Adolf Hueken SJ., Kamus jerman-Indonesia, Gramedia jakarta 1987
- Amrah Muslimin, Beberapa azas pengertian pokok tentang Administrasi dan Hukum. Administrasi. Alumni Bandung  1985
- E Utercht, Penqantar Huhum Administrasi Indonesia, FH Unpad, Â 1960
- Fockema-Andrea, Kamus Istilah Hukum (Terjemahan Saleh Adiwinata, et Al), Bina cipta, Â Bandung, Â 1983
- Muchsan,  Beberapa  Catatan  Tentang  Hukum  Administrasi Negara, Liberty, Yogyakarta,  1981
- Moh.  Koesnardi  dan  Bintan  R. Saragih,  llmu Negara,  Gaya  Media Pratama Jakarta,  1988 dan Harmaily Ibrahim, Penqantar Hukum Tata Negara, Pusat Studi  Hukum Tata Negara, FHUI, Jakarta, 1983
- Philipus M. Hadjon, Penqantar Huhum Administrasi Indonesia,  Gadjah Mada  Press, Yogyakarta,  1993Prajudi Atmosudirjo, Hukum Administrasi Negara,  Ghalia,  1991
- Ridwan  HR,  "Hukum. Administrasi  Negara "Raja  Grapindo  Persada, Jakarta, 2008
- Sjachran   Basah,   Eksistensi  dan.  Tolak   Ukur  Badan  Peradilan
- Administrasi di Indonesia, Alumni, Bandung, Â 1985
- Sunaryati  Hartono,  Beberapa Pikiran  !vfengenai  Suatu  Pcradilan Administrasi Negara di Indonesia,  Bina Cipta, 1976
- S.F. Marbun, Peradilan Tata Usaha Negara, Liberty, Â Yogyakarta, Â 1988.