Dilihat  dari  sudut  tertentu,  sebagaimana  diuraikan  dimuka dalam  negara kesejahteraan tugas pemerintah di dalam menyelenggarakan kepentingan  umum  men jadi  sangat  luas, karena itu perlu adanya kekuasaan  untuk  bergerak  dari  administrasi negara sesuai dengan kewenangan yang  diberikan.  Dalam  kenyataannya mungkin saja administrasi negara dalam melaksanakan tugasnya melampaui batas wewenang yang telah  ditetapkan dalam hukum administrasi negara.
Uraian  di  atas  memberikan  garnbaran bagi kita, bagaimana luasnya fungsi dari administrasi negara di dalam  negara kesejahteraan,  sehingga  makin  luas  pula bidang  tugas  administrasi  negara,  Dalam kaitan ini Sunaryati Hartono menyatakan bahwa;  sukar  untuk  dibayangkan  suatu negara  modern  saat  ini   tanpa   adanya hukum  administrasi  negara.'  Apabila  dihubungkan  dengan Negara Indonesia  dari pernyataan Sunaryati Hartono tersebut  di atas telah  mendapat tanggapan  positif dari pemerintah yakni  dengan diundangkannya Undang-Undang No. 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata  Negara,  yang  saat  ini  telah diubah   dengan   Undang-Undang  No. 9 Tahun 2004 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
Adapun  tujuan dari dibentuknya peradilan  tata  usaha  negara oleh  S.F. Marbun adalah supaya terpelihara rasa keadilan masyarakat  (sebagai  publik  service  terhadap  warga  negara)  dapat  ditingkatkan dan  agar  keseimbangan  antara  kepentingan   publik  dan  kepentingan  individu dapat terjalin  dengan baik."
B. Â Konsep Negara Hukum
Perkembangan konsep  negara hukum dewasa   ini   telah   menghasilkan  suatu konsep  negara hukum  kesejahtraan (Sosial Service State),  dalam  hal  ini  tugas  negara sebagai  service public adalah  menyelenggarakan dan mengupayakan suatu kesejahteraan sosial yang oleh Lemaire yang disebutnya dengan  Bestuurszorq bagi masy arakatnya. Dari pendapat  tersebut di atas jelas  terlihat bahwa  tugas  negara  bukan saja sebagai pemelihara keamanan  dan ketertiban   saja  melaikan  negara  melakukan  intervensi hampir disetiap sektor kehidupan masyarakat, sehingga  membawa kosekuensi dengan sernakin besarnya keterlibatan administrasi negara didalamnya.
Salah  satu alasan  nyata  bagi  per tumbuhan  kekuasaan  administrasi  negara di  negara-negara administrasi  modern adalah  dengan  pudarnya  falsafah  leissez faire dalam  meningkatnya peranan negara dalam  bidang  sosial ekonomi yang  menginginkan  sedikitnya peranan  negara dalam mengontrol  usaha  pribadi  dalam  masyarakat  dan   besarnya   peranan  individu dalam melakukan kebebasan berkontrak. Akibatnya justru  menimbulkan penderitaan bagi  manusia  karena terjadinya eksploitasi oleh yang kuat terhadap kelompok orang-orang yang  lemah. Berdasarkan  hal  tersebut  timbul  pemikiran-pemikiran mengenai konsep negara kesejahteraan (Welfare State).
Friedmenn  dalam  bukunya The rule of law and the welfare state menyebutkan adanya  lima  fungsi  dari  negara  kesejahteraan yaitu  sebagai Protector, Provider, Requlator, Entrepreneur, dan  sebagai Arbit rator.  Negara  dalam  menjalankan  fungsi nya harus memiliki lembaga-lembaga dan standar perlakuan yang menjamin terselenggaranya kesejahteraan sosial yang diatur melalui  perangkat hukum.
Deskripsi di atas, bahwa perkembangan konsep   negara  hukum  erat  kaitannya dengan  peranan Hukum Administrasi Negara   didalam   menjalankan   fungsinya karena  boleh  dikatakan pada  konsep  polizeistaat belum  berkembang dan baru pada nachtwckcrstaat (negara sebagai penjaga malam]  peranan  negara menjadi  semakin luasdan  dominan. Hal ini dapat dilihat dari sernakin aktifnya negara terlibat dalam intervensi pada setiap kehidupan masyarakat, sehingga  sukar dibayangkan apabila suatu  negara  modern  (welfare  state)  saat ini  tanpa   adanya  Hukum  Administrasi Negara yang  mengaturnya.
Mengingat sedemikian luasnya  peranan administrasi negara dalam  menjalankan fungsinya,  maka sudah barang tentu  setiap tindakan  yang akan diambil  harus  mempunyai  landasan  hukurn  yang jelas,  Namun yang  menjadi  pertanyaan  mampukah Hukum Administrasi Negara  memberikan perangkat hukum terhadap tindakan administrasi negara dalam mengambil kebijakan terhadap kepentingan umum.
Dalam  keadaan seperti  tersebut di  atas membawa   administrasi  negara  kepada suatu konsekuensi khusus, yaitu  memerlukan  kemerdekaan bertindak  atas  inisiatif dan kebijaksanaarmya sendiri terutama dalam  penyelesaian soal-soal genting  yang timbul  dengan  tiba-tiba dan  peraturan penyelesaiannya belum ada  yang  dalam Hukum Administrasi Negara disebut Frcies Ermesen atau Pouvoir Dicretionaire. 7
Dengan adanya  Freics Ermessen yang diberikan kepada  administrasi negara, akan menimbulkan permasalahan karena  memberikan kesempatan terjadinya tindakan sewenang-wenang  terhadap warga  negara, Oleh karena itu  untuk mengatasi hal  tersebut  agar  tindakan  administrasi  Negara tidak disalahgunakan kewenangannyu,  diperlukan  perangkat hukum yang  jelas  sebagai landasan agar  setiap kebijakan yang diambil  tidak  rnerugikan kepentingan  masyarakat dan  kepentingan  administrasi itu sendiri.