Mohon tunggu...
SRI HARTONO
SRI HARTONO Mohon Tunggu... Supir - Mantan tukang ojol, kini buka warung bubur ayam

Yang penting usaha

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jika Muhammad Kace dan Ust Yahya Waloni Satu Sel di Tahanan

31 Agustus 2021   10:26 Diperbarui: 31 Agustus 2021   10:35 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Muhammad Kace dan Ust. Yahya Waloni sedang menjadi pembicaraan hangat di masyarakat. Sepak terjang beliau berdua mengundang banyak kontroversi. Pernyataan maupun kotbah yang diunggah di kanal YouTube dianggap menista agama. Ironisnya, agama yang justru dahulu dipercayai oleh beliau berdua. 

Saya tidak hendak menulis tentang pernyataan kontroversialnya. 

Sebagai orang yang dilahirkan dan dibesarkan di Salatiga, kota yang sering dinobatkan menjadi Kota Paling Toleransi di Indonesia, saya dibekali oleh rasa toleransi yang tinggi. Pernyatan yang dianggap menista agama tidak begitu dipedulikan disini. Hanya menjadi obrolan tetapi tidak akan terus menjadi sebuah gerakan. 

Kini Muhammad Kace dan Ust. Yahya Waloni sudah ditangkap dan dibawa ke Mabes Polri. Muhammad Kace langsung dimasukkan ke sel tahanan. Sementara Ust. Yahya Waloni sedang dirawat di rumah sakit. Katanya jantung beliau mengalami pembengkakan. 

Nah, saya membayangkan jika kemudian beliau berdua dimasukkan dalam sel tahanan yang sama. 

Saya berimajinasi:

Suatu siang, Ust. Yahya Waloni didampingi seorang petugas kepolisian mendatangi sebuah sel tahanan. Sel yang dibuat khusus untuk tahanan penting. Ruangannya di sendirikan dengan tahanan lain. 

Dipojokan terlihat seorang Bapak yang duduk tepekur menghadap ke bawah. Entah Apa yang dipikirkan Bapak tersebut, mungkin merenungkan nasibnya yang tiba tiba mendapat bencana, dimasukkan ke penjara. " Saya salah apa? " Pikirnya. 

"Silahkan Pak Ustadz" kata Pak Polisi mempersilahkan. Ust Yahya Waloni masuk ke sel. Pak Polisi tidak memperkenalkan dengan bapak jang sudah ada di sel. Pikirnya beliau berdua bisa saling memperkenalkan diri. 

Ust. Yahya Waloni kemudian masuk sel. Sebagai seorang muslim yang baik, Ust. Yahya Waloni menghampiri Bapak tersebut, memberi salam dan memperkenalkan diri, "Asalamualaikum Akhi, saya Ust. Yahya Waloni" Kata beliau sambil mengulurkan tangan. 

Deng!!!! 

Bapak tersebut kaget bukan kepalang. Beliau tidak menyangka bahwa yang dihadapannya adalah Ust. Yahya Waloni yang kondang dengan kotbah kontroversialnya. 

Sang Bapak, dengan ragu ragu membalas mengulurkan tangannya. Sebagai orang Indonesia, wajib hukumnya untuk menyambut orang yang memperkenalkan diri terlebih dahulu. 

"Walaikumsalam Pak Ustadz, saya Muhammad Kace". Jawab bapak tersebut. 

Deng!!!! 

Giliran Ust. Yahya Waloni yang terkejut bukan kepalang. Sebagai penceramah kondang, Ust Yahya Waloni tentu saja banyak diundang kemana mana. Sibuk ceramah sana sini sehingga jarang mengikuti berita terkini. Beliau tentu sudah mendengar tentang Muhamad Kace, namun belum sempat tahu seperti apa wajah Youtuber yang juga kontroversial itu. 

Kedua tangan yang bersalaman ditarik pelan pelan. Walaupun mereka berseberangan paham, namun karena sama sama sudah tua dan mengerti agama, penghormatan itu tetap ada. Kedua tangan tidak ditarik dengan tiba tiba. 

Beliau berdua kemudian duduk menjauh. Masing masing membelakangi. Pikirannya berkecamuk. "Ini tho orang yang suka menista agamaku? "

"Waduh bagaimana ini? Sudah sial ditangkap polisi, masih ditambah berhadapan dengan orang ini".

" Bagaimana kalau Bapak itu memaki maki? Ayat apa yang harus kusiapkan untuk menandingi?"

Demikian kedua Bapak itu berpikir keras sepanjang hari, tentu saja sambil tetap membelakangi. Walaupun kadang diselingi lirikan penasaran. 

Tik tik tik ... bunyi jam dinding terus berdetik. Keadaan sel sunyi senyap sampai malam. Tidak ada suara jangkrik yang mengiringi. Karena jangkrik sudah tak ada di sel tahanan. Dulu sebenarnya pernah ada, tapi jangkrik nya sering ditangkapi. Kadang dimakan sebagai tambahan protein. Tapi lebih sering diadu sebagai penangkal sepi. 

Alhasil hari itu dilalui beliau berdua hanya dengan ucapan perkenalan. Tak ada lagi pembicaraan sebagai sesama tahanan. 

Suasana sepi menjadi ucapan syukur Pak Polisi yang mengawasi. Kamera CCTV sudah dipasang disana sini, untuk mengawasi semua kemungkinan yang terjadi. Pak Polisi sudah mendapat pelajaran yang berarti, ketika Habib Bahar Bin Smith melakukan kekerasan terhadap Rian, Si Penjagal dari Jombang. 

Malam terasa begitu panjang bagi kedua Bapak. Keduanya masih sibuk merenungi nasib diri. Juga belum terbiasa tidur seorang diri tanpa didampingi anak istri. 

Akhirnya mereka menghadap Tuhan Yang Maha Kuasa. Berdoa dengan cara yang berbeda. Pak Ustadz melakukan sholat Tahajud, Pak Muhammad menengadahkan tangan berdoa malam. Tak lama kemudian beliau berdua bisa tidur dengan lebih nyaman. Tentu saja dengan lokasi berseberangan. 

Keesokan paginya, setelah berdoa dan beribadah dengan cara masing masing, Bapak berdua mendapat sarapan jatah dari kepolisian. Kali ini suasana tampak lebih cair. Ada senyum tersungging ketika saling bertatapan. 

Rupanya ketika masing masing berdoa semalam, Tuhan sedikit menjamah mereka. Bahwa saling serang melalui agama itu tiada guna. Apalagi masing masing sudah pernah menganut agama yang sekarang dijauhinya.

Mereka pasti sudah tahu kelemahan dan kelebihan ajaran masing masing. Ibarat perang, jika diserang dengan ayat satu, akan dibalas dengan ayat lain. 

Gantian menyerang dengan ayat satunya lagi, dihadang dengan ayat lainnya lagi. Begitulah seterusnya, tak pernah didapat kata akhirnya. Hal itulah rupanya yang menyadarkan beliau berdua. Sehingga pagi itu suasana berbeda dengan hari sebelumnya. 

Sebagai Ustadz yang terbiasa menyapa jemaatnya, Ust. Yahya Waloni menjadi pertama yang menyapa, "Asalamualaikum Akhi, bagaimana tidurnya semalam? Bisa nyenyak kah? "

"Shalom Pak Ustadz. Bisa Bapak, walau banyak nyamuk, tetapi syukur masih bisa tidur. Pak Ustadz sendiri tidurnya bagaimana? " Demikian Jawab Muhammad Kace sembari balik bertanya. 

Ust. Yahya Waloni mengangguk sambil tersenyum. Tak ada wajah garang dan suara lantang yang sering ditampakkan ketika berkotbah. 

Suasana pelan pelan berubah menjadi penuh keakraban. Kedua Bapak tersebut kemudian mengobrol dengan hangatnya. Sesekali terdengar suara tawa terbahak bahak. Sepertinya Beliau berdua saling melempar canda soal agama lama dan barunya. 

Obrolan terus berlangsung sampai jam makan siang. Tambah seru layaknya dua orang sahabat yang lama tak bertemu. 

Pak polisi terus mengawasi dari kejauhan. Sesekali melihat CCTV memastikan bahwa rekaman kamera terus berjalan. 

Karena tiba jam kunjungan, orang orang mulai berdatangan. Termasuk keluarga kedua Bapak tersebut. Pak Polisi mempersiapkan diri untuk mengawasi. Wajahnya sedikit tegang. 

Sel tahanan dibuka. Kedua tokoh agama dipersilakan keluar menuju ruang kunjungan. Meja sudah disiapkan, namun tidak berdekatan. Tampak kedua Bapak menerima pengunjungnya. Wajahnya sumringah seperti mendapat berkah. Sementara polisi yang mengawasi kelihatan agak gelisah. 

Setelah berpelukan mereka berbincang sejenak dengan pengunjungnya seorang perempuan setengah tua. Ust. Yahya Waloni lalu menunjukkan ke meja sebelah. Wajah perempuan itu agak tegang. 

Sementara Muhammad Kace juga asyik bicara dengan pengunjungnya, seorang perempuan seumurannya. Ketika menoleh ke arah Pak Ustadz, kebetulan beliau juga memandangnya. Kedua Bapak itu tersenyum saling menghampiri. 

Perempuan pengunjungnya juga mengikuti. Keduanya tampak jengah tanda tak nyaman. Pak polisi yang mengawasi semakin gelisah. 

Tapi kemudian setelah kedua Bapak berbicara, tawa menjadi pecah. Kedua perempuan kemudian berpelukan, saling berbicara dengan penuh keakraban. Mereka bahkan saling bertukar makanan. 

Pak Polisi yang mengawasi menjadi sumringah. Cepat cepat dilihatnya HP yang sedari tadi tak lepas dari genggaman tangan. Pak Polisi melakukan video call. 

"Lapor Komandan, situasi 86", demikian Pak Polisi mengawali pembicaraan.

"Situasi kondusif Komandan. Beliau berdua cepat akrab hanya dalam 2 hari di sel tahanan. Lebih cepat dari perkiraan kita. Demikian pula keluarganya, tadi dalam kunjungan pertama sudah saling berpelukan. Mereka juga sempat bertukar makanan"

Terdengar suara tegas dari Sang Komandan, " Bagus. Cepat tulis laporan dan kirimkan segera ke Saya. Jangan lupa menyertakan rekaman CCTVnya. Kita segera akan melaksanakan operasi yang kedua".

" Siap Komandan. Kalau boleh tahu, siapa yang menjadi sasaran berikutnya, Komandan?" Pak Polisi bertanya. 

Jawab Sangat Komandan, " Inisialnya UAS dan PZ. Kamu  tahu kan siapa mereka. Siapkan saja timmu berserta peralatannya. Ada tim lain yang sudah siap menjemput mereka".

"Siap Komandan. Tetapi kalau boleh usul bagaimana kalau kita memakai cara yang lain?"

Sang Komandan bertanya ingin tahu, "Apa usulmu? "

"Siap Komandan, begini usul saya" Kata Pak Polisi antusias. "Operasi yang kedua lebih banyak resikonya. Para pendukung masing masing pasti akan protes. Kemungkin besar ada demo demonya. Apalagi sosok satunya sudah banyak dikenal, bahkan melebihi para artis terkenal. Kita akan kerepotan mengatasinya. Lebih repot lagi para politikus ikut ikutan. Entah masuk akal apa tidak, yang penting mereka bicara. Ini kesempatan mereka untuk menjaring suara".

"Lalu apa usulmu? " Sang Komandan menyela. 

"Siap Komandan. Usul saya,  bagaimana lokasinya kalau tidak ditahanan, namun di hotel saja. UAS dan PZ ditempatkan dalam satu kamar yang bagus, sementara tim kita di kamar sebelahnya. Mereka tidak diundang dalam rangka kotbah atau acara keagamaan. 

Tetapi kegiatan santai yang tidak ada muatan keagamaanya. Kalau perlu keluarga juga diajak. Mereka di tempatkan dalam satu kamar juga. Tetap tetap harus yang sama sama jenisnya kelaminnya".

Sang Komandan keningnya berkerut tanda sedang berpikir keras. Sambil manggut manggut kemudian bertanya, " Maksudmu seperti Family Gathering, gitu? "

Pak Polisi tersenyum gembira. Usulnya tampak diterima, "Siap Komandan. Betul Komandan! "

"Baik, siapkan timnya. Atur semua persiapannya. Jangan lupa koordinasi dengan tim satunya. Setiap hari harus lapor ke saya. Kalau ada kejadian luar biasa, segera hubungi saya".

"Tapi ingat, ini operasi rahasia. Tidak ada satupun yang boleh tahu kecuali tim kita".

" Siap komandan. Laksanakan Komandan!! "

Sekian imajinasi saya. 

Entah masuk akal entah tidak. 

salatiga 300821.24.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun