Mohon tunggu...
SRI HARTONO
SRI HARTONO Mohon Tunggu... Supir - Mantan tukang ojol, kini buka warung bubur ayam

Yang penting usaha

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jika Muhammad Kace dan Ust Yahya Waloni Satu Sel di Tahanan

31 Agustus 2021   10:26 Diperbarui: 31 Agustus 2021   10:35 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Alhasil hari itu dilalui beliau berdua hanya dengan ucapan perkenalan. Tak ada lagi pembicaraan sebagai sesama tahanan. 

Suasana sepi menjadi ucapan syukur Pak Polisi yang mengawasi. Kamera CCTV sudah dipasang disana sini, untuk mengawasi semua kemungkinan yang terjadi. Pak Polisi sudah mendapat pelajaran yang berarti, ketika Habib Bahar Bin Smith melakukan kekerasan terhadap Rian, Si Penjagal dari Jombang. 

Malam terasa begitu panjang bagi kedua Bapak. Keduanya masih sibuk merenungi nasib diri. Juga belum terbiasa tidur seorang diri tanpa didampingi anak istri. 

Akhirnya mereka menghadap Tuhan Yang Maha Kuasa. Berdoa dengan cara yang berbeda. Pak Ustadz melakukan sholat Tahajud, Pak Muhammad menengadahkan tangan berdoa malam. Tak lama kemudian beliau berdua bisa tidur dengan lebih nyaman. Tentu saja dengan lokasi berseberangan. 

Keesokan paginya, setelah berdoa dan beribadah dengan cara masing masing, Bapak berdua mendapat sarapan jatah dari kepolisian. Kali ini suasana tampak lebih cair. Ada senyum tersungging ketika saling bertatapan. 

Rupanya ketika masing masing berdoa semalam, Tuhan sedikit menjamah mereka. Bahwa saling serang melalui agama itu tiada guna. Apalagi masing masing sudah pernah menganut agama yang sekarang dijauhinya.

Mereka pasti sudah tahu kelemahan dan kelebihan ajaran masing masing. Ibarat perang, jika diserang dengan ayat satu, akan dibalas dengan ayat lain. 

Gantian menyerang dengan ayat satunya lagi, dihadang dengan ayat lainnya lagi. Begitulah seterusnya, tak pernah didapat kata akhirnya. Hal itulah rupanya yang menyadarkan beliau berdua. Sehingga pagi itu suasana berbeda dengan hari sebelumnya. 

Sebagai Ustadz yang terbiasa menyapa jemaatnya, Ust. Yahya Waloni menjadi pertama yang menyapa, "Asalamualaikum Akhi, bagaimana tidurnya semalam? Bisa nyenyak kah? "

"Shalom Pak Ustadz. Bisa Bapak, walau banyak nyamuk, tetapi syukur masih bisa tidur. Pak Ustadz sendiri tidurnya bagaimana? " Demikian Jawab Muhammad Kace sembari balik bertanya. 

Ust. Yahya Waloni mengangguk sambil tersenyum. Tak ada wajah garang dan suara lantang yang sering ditampakkan ketika berkotbah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun