Jika kita bandingkan antara Ausubel dengan teoriwan lainnya, mungkin kita akan tertarik dengan teorinya dan cara Ausubel berteori. Ini dapat terjadi padadiri kita karena ada satu hal yang menonjol dari Ausubel dalam menyusun teorinya, yaitu kemampuannya mengoperasionalkan teori tersebut dalam bentuk nyata dalam suatu proses pembelajaran. Inilah sisi yang menarik dari Ausubel sehingga banyak kalangan yang peduli terhadap teori belajarnya.
   Bagaimana Ausubel menerapkan teori belajarnya dalam proses pembelajaran? Untuk memberikan jawaban sementara atas pertanyaan tersebut marilah kita coba kaji kasus berikut ini.
       Pada suatu hari Bu Pulan mengajarkan materi pembelajaran tentang ciri-ciri makhluk hidup. Sebelum sampai kepada pokok bahasan tersebut, Bu Pulan mengulas dahulu konsep makhluk hidup yang telah dikenal peserta didiknya. "Anak-anak yang ibu cintai, hari ini kita akan mendiskusikan tentang ciri-ciri makhluk hidup. Anak-anak apakah kucing termasuk makhluk hidup?"Peserta didiknya menjawab serempak:"Ya... Bu...!"."Mengapa disebut makhluk hidup?", Kata Bu Pulan.
1.Advance Organizer
      Sejak tahun 60-an, Ausubel telah memperkenalkan istilah Advance Organizer. Pada tahun 1963, konsep advance organizerÂ
      menjadi bagian pentingdalam bukunya yang berjudul
The Psychology of Meaningful Verbal Learning.
     Advence organizer diartikan sebagai pengatur awal (Dahlar, 1996) dan mempersiapkan pengetahuan siap (Abin Syamsiddin, 1999). Intinya merupakan proses penggalian pengalaman masa lalu yang sudah ada dalam struktur kognitf peserta didik yang relevan dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan. Oleh karena itu, advance organizerÂ
tersebut suka dianggap semacam pertolongan mental, yang disampaikan sebelum materi pokok pembelajaran dibahas.
2.Diferensi ProgresifÂ
       Kalau kita cermati secara jeli, dalam konsep belajar bermakna menurut Ausubel dipandang perlu terjadinya pengembangan dan elaborasi konsep-konsep yang tersubsumsi. Caranya dengan mengembangkan konsep-konsep yang lebih umum terlebih dahulu, selanjutnya diberikan konsep-konsep yang lebih mendetail dan khusus sampai kepada contoh-contoh. Dengan demikian, konsep-konsep tersebut dikembangkan dari umum ke khusus. Penyusunan konsep seperti ini, di sebut dengan istilah diferensiasi progresif. Oleh sebab itu, suatu konsep yang diajarkan perlu disusun secara hierarkis.